Kehadiran CCTV ini dibenarkan Kapolres Banyuwangi AKBP Budi Mulyanto disela-sela Apel Pasukan Operasi Ramadania 2016 di Pelabuhan Ketapang, Rabu (29/6) sore. Menurut Kapolres, dipasangnya CCTV tersebut untuk memantau langsung kondisi penyeberangan Selat Bali selama arus mudik.
“Dahulu CCTV itu hanya nyambung ke kementerian terkait, sekarang nyambung langsung ke Istana Presiden,” kata Kapolres.
Terkait hal ini, pihaknya meminta seluruh personel gabungan TNI/Polri maupun lembaga terkait yang siaga pelayanan dan pengamanan di Ketapang bisa melaksanakan tugas sesuai standar operasional prosedur. Sebab, kinerja petugas di Ketapang dipantau langsung oleh pusat.
“Jika merokok saat menjalankan tugas pengamanan tolong cari lokasi lain yang tak terpantau,” tegasnya.
Tak hanya itu, standar pelayanan keselamatan pelayaran juga wajib dilaksanakan dengan ketat. Dia mencontohkan, pencatatan manifes penumpang harus dilakukan dengan baik. Sehingga, penumpang benar-benar tercatat sebelum masuk ke kapal. Tak hanya itu, kendaraan yang masuk kapal juga wajib diklasing atau diikat. Hal ini, kata dia, menjadi syarat utama keselamatan pelayaran.
Selama Operasi Ramadania 2016, sebanyak 120 personel gabungan TNI/Polri dan instansi terkait disiagakan di Ketapang. Jumlah ini masih ditambah personel Brimob, termasuk sniper di beberapa titik rawan di Ketapang. Total personel selama Operasi Ramadania 2016 sebanyak 780 personel, terdiri dari TNI/Polri, Satpol PP, Dinas Perhubungan dan instansi terkait. Mereka akan dikerahkan di 20 titik pos pengamanan Lebaran.
” Kita juga siapkan pos layanan khusus di Pelabuhan Ketapang. Kami juga terjunkan dua personel di masing-masing kapal saat berlayar. Ini antisipasi aksi kejahatan di atas kapal,” jelasnya.
Pengamanan di atas kapal ini, kata Kapolres, bekerjasama dengan Polres Jembrana. Kapal Satpolair Mabes Polri juga akan disiagakan di Selat Bali. Mereka akan melakukan tindakan preventif kejahatan dan pengamanan keselamatan pelayaran selama musim arus mudik dan balik.(Abi)