Oleh :
DR.dr. Robert Arjuna FEAS
Refleksi di momentum Hari Pendidikan Nasional,sebagian para pelajar di usia remaja muda 12-18 tahun mengadakan konvoi di jalan raya meresahkan masyarakat membawa clurit panjsng,pisau samurai, tongkat dan lain, tawuran,merokok,narkoba dipinggir jalan mengganggu ketertiban umum
melawan orang tua .leh Gubernur Jawa Barat Pak Dedi Muliadi mengatakan inisiatif anak nakal masuk ke Barak militer mendidik kedisplinan Militer,sopan santun beretika,hargai waktu dan cinta tanah air..namum kegiatan positif masih ditantang oleh beberapa pihak bahwa jam pelajaran tersita dzn watak anak kecil perlu dibina dalam pendidikan formal.
Sungguh ironis pula ada yang menantang pelajar naduk barak militer namum Menteri Ham menyetujui anak nakal dididik dalam barak militer agak berdisplin dalam segalanya.Mengutip buku
SUSANTO (2019), wamil biasanya diadakan untuk meningkatkan kedisiplinan, ketangguhan, keberanian, dan kemandirian seseorang. Selain itu, pelatihan dasar kemiliteran juga memiliki urgensi krusial.
Barak militer selama ini dikenal sebagai fasilitas tempat tinggal bagi personel militer yang digunakan dalam berbagai operasi, pelatihan, dan kampanye. Dalam pengertian umum, barak militer adalah struktur yang dirancang untuk menampung prajurit secara aman dan terorganisasi.
Seperti yang diketahui oleh sebagian besar anggota angkatan bersenjata dan veteran AS, tinggal di barak militer bukanlah situasi yang ideal . Bahkan setelah Anda menyingkirkan berbagai masalah seperti jamur beracun, serangan hama, dan fasilitas yang bobrok, kehidupan di barak bagi para anggota angkatan bersenjata junior yang masih lajang sangatlah sederhana dan keras.
Anehnya niat Gubernur Jawa Barat mendapat tantang dari berbagai pihak diantarwnya Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak (PKPA) menolak kebijakan Pemerintah Jawa Barat mengirim anak-anak nakal ke barak militer untuk menjalani pembinaan. “Pendekatan militeristik terhadap anak-anak yang berhadapan dengan hukum atau memiliki latar belakang sosial bermasalah tidak menyentuh akar persoalan yang sebenarnya. Yakni, kegagalan sistem pengasuhan di tingkat keluarga dan minimnya intervensi berbasis perlindungan anak di tingkat lokal,” kata Direktur Eksekutif Yayasan PKPA Keumala Dewi.nam7m niai baik pak Gubernur tetap menjalankan dan sekarang udah hampir ratusan mulai dibina seh8ngga keberhasilan kenakan remaja berhasil diminimalkan. Mari mita dukung kegiatan positif pak Gubernur, semoga !
RobertoNews 1938 《7.5.24(14.55)》
• Praktisi Dokter & Penulis ilmu kesehatan







