Jakarta, beritalima.com| – Menyongsong Generasi Emas 2045, Menteri Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Ekraf) Teuku Riefky Harsya membagikan tiga nilai kepemimpinan inti, yakni empati, konsistensi, dan resiliensi, kepada tujuh pelajar SMA Taruna Nusantara. Ketujuh pelajar ini adalah Atiqah Ramadina Wardani, Fahrezi Audriantama Raditya, Danish Fikri Ferdinand, Aqila Febria Putri Hermawan, Callista Dhiandra Ghassani, Benediktus Jonathan Putra Patria, dan Athar Umar Rasyid.
Pertemuan ini merupakan bagian dari upaya menumbuhkan pemimpin masa depan dan mengajak generasi muda untuk mengamplifikasi narasi positif industri kreatif sebagai perwujudan visi Indonesia Emas 2045.
“Adik-adik dari Taruna dan Taruni sebetulnya bisa membantu mengamplifikasikan tentang narasi positif bahwa industri kreatif menjadi salah satu alternatif lapangan kerja ke depan. Mengingat Indonesia punya akar budaya yang berkembang kuat dari daerah. Ketika akar budayanya diberi sentuhan inovasi dan kreativitas disitulah ekonomi kreatif muncul,” ucap Riefky dalam pertemuan di Kantor Kementerian Ekraf, Jakarta (24/12).
Riefky berbagi ilmu pengetahuan terkait struktur dan program Kementerian Ekraf yang fokus pada pengembangan 17 subsektor, terutama 7 subsektor prioritas seperti kuliner, kriya, fesyen, gim, musik, aplikasi, dan film-animasi-video. Menurut Riefky, ada tiga nilai penting harus dipegang generasi muda sehingga kelak mampu memimpin industri kreatif di Indonesia.
“Pertama, empati. Berarti, sebagai pemimpin harus mampu merasakan apa yang dibutuhkan masyarakat. Kedua, konsistensi. Sosok pemimpin harus mampu menjaga integritas dan menerapkan disiplin dalam melihat perkembangan industri kreatif secara terbuka. Ketiga, resiliensi (daya tahan). Ini menjadi simbol dari semangat pantang menyerah sehingga mental sebagai pemimpin bisa terbentuk,” paparnya.
Pendekatan kolaborasi hexahelix yang dilakukan Kementerian Ekraf dengan melibatkan pemerintah, bisnis, akademisi, asosiasi atau komunitas, media, dan lembaga keuangan juga dikemukakan Tenaga Ahli Menteri Bidang Isu Strategis dan Antar Lembaga, Gemintang Kejora Mallarangeng. Baginya, tenaga kerja ekraf didominasi <40 tahun dari kalangan generasi milenial dan Gen Z, senang bekerja sesuai dengan passion atau dari hobi bersama yang bisa menghasilkan uang.
“Industri kreatif sangat potensial dalam menyerap tenaga kerja. Ketika teman-teman sudah mulai masuk ke lingkungan kerja, maka harus bisa mengidentifikasi masalah apapun dalam korporasi untuk mencari solusi kreatifnya. Mengingat, siswa dan siswi Taruna Nusantara juga berasal dari seluruh Indonesia, maka mulailah membangun jejaring ide-ide kreatif yang kolaboratif,” tambah Gemintang.
Sementara itu, setiap tahunnya, para siswa dan siswi Taruna Nusantara selalu mendapat tugas bertemu dengan tokoh nasional untuk melakukan wawancara sehingga meraih insight, inspirasi, serta motivasi dalam menempuh pendidikan tahun berikutnya.
Beberapa pertanyaan terlontar dari perwakilan yang hadir seperti apa upaya Kementerian Ekraf untuk mengatasi tantangan terkait pendanaan, kegiatan keterampilan, dan akses pasar bagi bisnis kreatif di Indonesia.
“Bapak Menteri Ekraf sangat ramah dan terbuka akan generasi muda yang datang untuk belajar lebih baik lagi. Dengan tenang sekali, Pak Menteri Ekraf bercerita dan menjawab wawancara kami mengenai sektor ekraf. Kami jadi sadar bahwa ternyata sangat besar potensi Indonesia dan nilai-nilai apa saja yang harus kami miliki agar dapat melanjutkan regenerasi ekonomi kreatif ke depan dan bisa melewati standar atau target pencapaian yang lebih maju serta bertumbuh pesat,” ujar Atiqah Ramadina Wardani, salah satu pelajar Taruna Nusantara.
Jurnalis: abri/rendy








