Pelantikan Perangkat Desa Boyolangu, Antara Sukacita dan Berduka Cita

  • Whatsapp

TULUNGAGUNG, beritalima.com- Polemik terkait ujian seleksi penjaringan perangkat Desa/Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, yang terjadi beberapa minggu terakhir, akhirnya pecah menjadi aksi damai peserta bersama warga.

Aksi damai dikarenakan proses kajian dari tim Inspektorat masih berlangsung, namun, pelantikan untuk formasi 4 perangkat tetap berjalan.

Desa Boyolangu, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, melaksanakan pelantikan perangkat Desa yang lolos ujian dengan nilai fantastis. Senin, ( 06/06/2022).

Bahkan, ada peserta yang nilai ujiannya hampir mendekati sempurna, yakni, dengan nilai 98.

Dugaan peserta, ada beberapa point yang sudah dilaporkan ke dinas terkait untuk dikaji ulang dan meminta untuk diadakan ujian ulang.

Faktanya, hingga dilantik hari ini belum ada jawaban dan keterangan yang pasti dari ketua panitia maupun pihak Kecamatan.

Usai pelantikan, Anang Rahyudi Kepala Desa Boyolangu saat dimintai keterangan, semua sudah sesuai prosedur dan tahapan-tahapan.

“Sudah saya laksanakan melantik kekosongan perangkat, mengisi formasi jabatan Kasi Pelayanan dan 3 Kasun. Untuk peserta yang kurang puas, untuk saat ini masih ditangani Inspektorat,” ucap Kades Anang.

Menurutnya, papar Kades, hasil kajian dari Inspektorat nanti seperti apa, jika peserta tidak puas, bisa dilanjutkan ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN). Kades hanya menjalankan tahapan-tahapan, dan itu sebagian warna dari kehidupan.

“Jika menurut mereka kurang puas, itu hak mereka dan saya juga menghargai. Saya cuma sebagai Kepala Desa, regulasinya dari tahapan-tahapan, sudah saya laksanakan, dan untuk pengajuan keberatan dari peserta masih ditangani Inspektorat. Bagaimana hasilnya nanti nunggu Inspektorat saja,” ungkap Kades.

Sementara itu, Wedar perwakilan peserta menyampaikan apa yang menjadi tuntutan mereka.

“Kami dari teman-teman yang kemarin ikut penjaringan perangkat Desa, kami merasa ada kejanggalan, mulai dari proses sampai terakhir. Disini kita meminta penjelasan, masih ada masalah kok tetap dilanjutkan pelantikan,” ujar Wedar.

Menambahkan, Kenapa peserta aksi masih tetap berada di depan Kantor Desa, mereka menunggu pihak-pihak yang ada di dalam. Diantaranya, ketua panitia, Pak Lurah, Pak Camat, dan hanya minta foto bersama. Itupun, pihak yang berwenang tidak ada yang berani keluar.

“Bisa dibilang acara mereka berhasil, tetapi kenapa tidak ada yang berani, dengan alasan, spanduknya seperti itu nanti di viralkan, dan berbagai alasan lainnya,” lanjut Wedar.

lanjut Wedar menanggapi sikap pihak terkait, “Harusnya, jika memang mereka tidak ada apa-apa, ya keluar saja, kan kita kasih selamat,” ujar Wedar nada kesal.

“Misal dari pak Lurah gk ada yang berani keluar, berarti, yang menjadi prioritas masyarakatnya cuma yang ada di dalam, kita tidak dianggap sebagai warganya,” kesalnya.

Terkait mediasi, mereka tidak minta mediasi dan hanya ingin foto bersama dengan ketua panitia dan pihak-pihak terkait.

“Menurut Wedar, ini proses masih berlanjut di Inspektorat, jadi masih menunggu keterangan maupun jawaban dari sana,” tutupnya.

Aan menambah, kenapa tidak masuk ke dalam Balai Desa, karena mereka tidak di undang.

“Kami tidak diundang di acara pelantikan, itu yang kami sesalkan. setelah ada pelantikan, kenapa bahasa mediasi tidak dari kemarin-kemarin,” terang Aan.

Menambahkan, Kalau memang mereka berani, tidak ada masalah mereka yang ada di dalam keluar untuk foto bareng di depan spanduk.

“Tapi buktinya, dari mereka tidak ada yang mau, kita gentle kasih selamat nggak apa-apa, untuk urusan itu benar atau tidak sudah ada yang mengurusi kok,” pungkasnya. (Dst).

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait