Jakarta | beritalima.com – Jangan jadikan Negara ini surga dunia ini dan jadikan Negara ini dikelola dengan sebaiknya serta jangan saling menyalahkan. Dunia ini beragam, ternyata setelah diamati orang yang hidup di sub tropis yang konon memiliki kekayaan yang beragam tidak menjamin nasib orang bisa hidup.
Demikian hal itu diungkapkan Prof. Dr. Arief Hidayat, S.H., M.S saat sambutan pada Peluncuran Buku dan Talkshow Literasi Konstitusi 2025, di Auditorium Perpustakaan Nasional, Jalan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (17/12/2025).
Lebih lanjut dijelaskan Yang Mulua Prof. Arief Hidayat, selaku Hakim Konstitusi, bangsa yang hidup di Nusantara ini pernah menjadi pusat peradaban, pusat kebudayaan pada sebelum abad ke-15.
Sedangkan sekarang setelah abad ke-15 dan seterusnya, bangsa yang hidup di Nusantara ini mengalami keguguran, hingga saling tuding siapa yang salah.
“Jadi, Bapak-Ibu sekalian, mari kita bersama-sama menulis ulang sejarah kejayaan bangsa yang hidup di Nusantara ini dengan mengelola negara ini dengan sebaiknya,” jelasnya.
Nyatanya sebelum abad ke-15 terang Prof Arief Hidayat, bangsa ini pernah menjadi bangsa yang besar, bangsa yang beradab, bangsa yang berdaya. Jadi pusat perdagangan, pusat kebudayaan, dan pusat peradaban.
“Kemudian sekarang kita mengalami keguguran yang yang luar biasa dibanding saudara-saudara kita manusia yang ada di sebelah barat,” tuturnya.
Sambungnya, Yang Mulia Hakim Ketua Konstitusi menghimbau semua pihak, kembali menulis peradaban yang pernah maju. Bangsa – bangsa yang hidup di Nusantara dengan jalan komitmen yang sama.
“Kembali menulis peradaban yang pernah jaya di Nusantara dan jangan jadikan Negara ini surga dunia,” pungkas Ketua Konstitusi.
Pada peluncuran buku dan talkshow literasi konstitusi ini dihadiri para mantan Ketua Konstitusi mulai dari Jimly Asshiddiqie sampai Mahfud MD.
Jurnalis : Dedy Mulyadi








