APLIKASI TEKNOLOGI HERMETIS
Oleh: Dr.Dra.Ec.Siti Rosyafah, M.M
Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia merupakan tantangan yang mau tidak mau harus dihadapi secara bijak dan kreatif. Dua hal yang saling berlawanan dalam menghadapi pandemi covid-19 ini adalah menjaga kesehatan masyarakat dengan social distancing yang berlawanan dengan upaya keberlanjutan ekonomi masyarakat. Di sisi lain dampak dari perkembangan digitalisasi bisnis, efek ekonomis yang paling banyak terimbas adalah pada lingkungan UMKM, sehingga harus ada terobosan teknologi informasi dan peningkatan daya saing produk khususnya makanan dan minuman untuk menjaga tetap eksisnya perekonomian masyarakat dengan aplikasi teknologi perancangan desain kemasan dan pengembangan pemasaran berbasis on-line yang mampu dikolaborasinya dengan perkembangan revolusi Industri 4.0.
Pandemi Covid-19 tersebut, telah memberikan dampak yang sangat luas bagi perekonomian nasional, akibat pembatasan sosial yang diberlakukan demi mengurangi tingkat penyebaran Covid-19 di lingkungan masyarakat di Indonesia. Begitu pula dengan penyebarannya di lingkungan Kabupaten Sidoarjo telah membuat daerah ini menjadi daerah yang berbahaya bagi kesehatan masyarakat pada umumnya, dan juga telah menghantam sektor perekonomian masyarakat khususnya para pedagang makanan dan minuman khususnya di level UMKM. Untuk menghadapi pandemi tersebut, bagaimana pun harus dihadapi dengan optimis, kreatif dan inovatif, agar masyarakat tetap berdaya melalui inovasi teknologi tepat guna yang relevan dan bermanfaat untuk membantu masyarakat pelaku UMKM tersebut.
Seiring dengan perkembangan revolusi teknologi 4.0 dan serangan pandemi Covid-19, maka perlu adanya transformasi baru dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat, agar dapat dirumuskan kembali mekanisme penanggulangan kemiskinan yang melibatkan unsur masyarakat, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga pemantauan dan evaluasi. Pemerintah Kabupaten Sidoarjo adalah salah satu Kabupaten di Jawa Timur yang berada di ring area kota besar Surabaya yaitu Gerbangkertasusila, sebagai wilayah pendukung kota metropolitan Surabaya. Secara ekonomis, Kabupaten Sidoarjo telah menjadi Kabupaten yang memprirotaskan pengembangan usaha UMKM sehingga Kabupaten Sidoarjo ini mendapat julukan sebagai Kabupaten UMKM. Kelemahan utama dari UMKM adalah dibidang permodalan dan kemampuan menjaga mutu produksi serta desain kemasan yang kurang baik. Khusus mengenai kemasan produk makanan dan minuman dari UMKM tersebut, pada umumnya kurang mampu membuat kemasan yang dapat merepresentasikan mutu produk yang dibuat, serta mampu mempromosikan sendiri melalui desain komunikasi visual kemasan dengan dibuat bagi produk makanan dan Minuman dari UMKM tersebut.
Penetapan Kabupaten Sidoarjo sebagai kota UMKM harus disambut dengan dukungan dari kalangan, begitu pula dengan keputusan bersama go-online UMKM oleh Kementerian Koperasi dan UKM dan Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia. Pemberdayaan pelaku bisnis berbasis e-commerce untuk melakukan Gerakan Nasional digitalisasi UMKM, khususnya para produsen makanan dan minuman agar lebih berdaya, dapat menjadikan produk yang terkoneksi dengan pemasaran on-line melalui melalui desain perancangan kemasan yang baik dan dapat menjadikan produk makanan dan minuman yang mampu bersaing dipasar bebas dan pasar modern secara luas.
Dalam menyongsong new normal Pandemi Covid-19, serta untuk membangkitkan kembali ekonomi yang sempat terpuruk di tengah Pembatasan Sosial (Social Distancing) Tim peneliti Ubhara Surabaya bekerja sama dengan Mitra UKM Geluran Cemerlang menyelenggarakan program pemberdayaan masyarakat melalui program Tachnological Asistance berupa alih teknologi hermetis untuk pengalengan bumbu Nusantara. Transformasi teknologi pengalengan bumbu masak nusantara tersebut, diharapkan dapat menjadi produk lokal yang bisa mengglobal. Hal ini karena sebagaimana di ketahui bahwa aneka masakan nusantara yang banyak mengandung rempah-rempah sangat disukai oleh bangsa dari Negara-negara di daerah dingin, khususnya Eropa. Namun demikian karena selama ini masih dalam proses produksi yang tradisional, tidak di kemas dengan baik, melalui good Manufacturing Practices yang terjamin higienisnya. Maka berbagai produk aneka bumbu nusantara tersebut, tidak dapat dipasarkan secara luas di era globalisasi saat ini. Sehingga perlu adanya transfer teknologi hermetis dalam pengalengan bumbu masak nusantara tersebut dalam kemasan kaleng, agar lebih aman, terjamin kualitasnya dan memiliki masa konsumsi yang lebih panjang, dengan rantai distribusi yang lebih murah dan dapat menjangkau pasar yang lebih luas. Selain itu dengan kemasan dalam kaleng maka geliat bisnis bisa lebih panjang, bisa sepanjang waktu karena dengan hasil produksi bumbu masak nusantara dalam kemasan kaleng secara teori dapat bertahan sampai 2 tahun lebih, sehingga dapat menjadi kegiatan bisnis pemasaran sela ma dua tahun dari hasil produksi tersebut.