MAGETAN, beritalima.com- Untuk mengisi kekosongan Kepala Dusun (Kasun) Kandenan Barat, Desa Lembeyan Wetan, Kecamatan Lembeyan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, Pemerintah Desa (Pemdes) setempat menggelar tes untuk mengisi jabatan tersebut.
Saat dibuka pendaftaran, ada 10 pendaftar.
Kemudian dilanjutkan dengan ujian computer dan ujian tulis bagi peserta.
Sesuai tatib dan jadwal, pada 13 Juni 2025 diadakanlah ujian computer. Namun dari 10 peserta, hanya sembilan yang mengikuti. Pasalnya, satu peserta tidak mendapatkan izin dari atasannya. Sedangkan dua orang tidak lulus karena nilai yang diperoleh tidak mencapai batas minimal. Sehingga hanya menyisakan tujuh peserta yang dapat melanjutkan ke tahap ujian tulis, Senin 16 Juni 2025.
Dari hasil ujian tulis, hanya dua peserta yang dinyatakan lolos dengan nilai imbang. Sesuai tatib, akhirnya panitia melakukan ujian lagi dengan jumlah soal dan lama waktu ujian dikurangi untuk menentukan peserta dengan nilai tertinggi.
“Saya selaku Kepala Desa Lembeyan Wetan berharap, ujian ini berjalan sesuai dengan aturan yang sudah ditentukan dan semua selalu menjunjung tinggi netralitas agar ujian ini bisa dilaksanakan dengan jujur dan adil.” kata Kepala Desa Lembeyan Wetan, Sumiran.
Dalam kesempatan ini, ia juga meminta kepada panitia benar benar netral untuk menghindari tuduhan kebocoran kunci jawaban serta mengacak ulang soal yang sudah dibuat oleh tim pembuat soal.
“Bukan kami tidak percaya dengan panitia dan pembuat soal. Tapi demi menjunjung tinggi netralitas dan mengantisipasi tuduhan masyarakat bahwa ada bocoran soal ujian. Karena itu, kami meminta kepada panitia agar soal dan tempat duduk peserta diacak. Namun keputusan kami serahkan kepada panitia,” tuturnya.
Dari hasil ujian tulis tahap dua, peserta yang mendapatkan nilai tertinggi, yakni Anton Dwi P. Sehingga dengan hasil tersebut, sudah dapat dipastikan ia yang akan menjadi Kasun (Klmituwo) Kandenan Barat dan tinggal menunggu jadwal pelaksanaan pelantikan.
Untuk diketahui, guna menjaga keterbukaan dan menghindari tuduhan kong kalikong, tempat ujian computer dan ujian tulis dibuat terbuka agar warga bisa melihat secara langsung. Ini menunjukkan clear dan clean-nya proses ujian serta bisa dijadikan contoh bagi desa lain yang akan mengadakan pengisian perangkat desa. (Hadi/editor: Dibyo).

