Pemdes Tulungrejo Klaim Ada Benda Purbakala Diduga Bangunan Candi Di Lereng Arjuno

  • Whatsapp

Malang. Benda-benda berwujud batu bata terbuat dari andesit di lereng Arjuno, diyakini warga setempat berstatus benda purbakala. Diduga, benda purbakala tersebut bagian dari struktur bangunan suatu candi.

Secara administratif, benda-benda purbakala itu berlokasi di Dusun Gagar, Desa Tulungrejo, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, dan hingga saat ini, belum jelas riwayat atau sejarah benda purbakala tersebut, baik masa pembuatan maupun fungsinya dimasa lalu.

Hal itu disebabkan tidak adanya bukti otentik berupa manuskrip yang mendukungnya, dan belum adanya tindaklanjut dari pihak otoritas yang berwenang menangani benda-benda berstatus purbakala.

Menurut Kasun Gagar, Manan (selasa,25/2/2020), benda-benda purbakala tersebut diawali dari temuan warga setempat, namun baru beberapa batu bata kuno saja yang terlihat. Batu bata kuno itu sendiri ditemukan warga setempat pada akhir tahun 2018 silam, dan diyakini berstatus benda purbakala pada awal tahun 2019.

Pada bulan februari tahun 2020 ini, beberapa batu bata kuno ditemukan lagi, dan jumlahnya lebih banyak dari sebelumnya. Diduga, hujan yang terus menerus mengguyur kawasan itu selama lebih dari sepekan, berakibat turunnya permukaan tanah yang berujung munculnya batu bata kuno disekitarnya.

Kasun Sayang, Thamam menambahkan, temuan batu bata kuno tersebut berada pada ketinggian 894 mdpl (meter diatas permukaan laut), dan bila ditarik garis lurus dari balai desa Tulungrejo menuju lokasi batu bata kuno ini, berjarak 2.018 meter atau 2 kilometer.

Lanjutnya, keberadaan batu bata kuno ini berada pada koordinat 7 49’38.3″ selatan dan 112 23’36.4″ timur. Perjalanan menuju lokasi batu bata kuno tersebut bisa ditembus dengan kendaraan roda dua maupun empat.

Dikatakan Kasun Jabon, Gatot, dilokasi itu, ada tiga jenis batu bata kuno yang sudah terlihat, dua jenis terbuat dari batu andesit, dan satu jenis terbuat dari bata merah. Ada dua kelompok bebatuan yang ada dipuncak bukit, dan hanya terpisah 1 meter saja.

Batu andesit yang ada diatas puncak bukit berukuran lebih kecil dibanding yang ada dibawahnya. Jarak puncak bukit dengan temuan batu bata kuno yang terbaru, hanya berjarak sekitar 24 meter.

Berdasarkan pengukuran dilokasi temuan terbaru, salah satu batu bata terukur panjang 41 centimeter dan lebar 32 centimeter, serta tebal 18 centimeter, sedangkan batu bata lainnya, ukurannya hampir sama.

Beberapa batu bata terlihat sangat jelas bentuk relief dipermukaannya, dan ada beberapa batu bata yang terpahat seperti trap. Dapat dipastikan, batu bata itu terbentuk karena ada campur tangan manusia yang membuatnya.

Kasun Ganten, Ikhsan berharap, adanya kepedulian maupun tindaklanjut dari pihak otoritas yang berwenang menangani benda-benda purbakala tersebut. Hal ini tidak lepas dari status, riwayat atau sejarah dari benda-benda purbakala itu, yang hingga saat ini tidak jelas.

Untuk menjaga dari oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab, sejak bulan awal februari tahun ini, tiap minggu sekali dilakukan kontrol lokasi.

Disamping kontrol lokasi, pihak pemerintah desa Tulungrejo menitipkan pesan kepada warga setempat untuk ikut menjaga, agar tidak ada penjarahan di lokasi tersebut.

Sementara itu, Sekretaris Desa, Wibowo menjelaskan, temuan batu bata kuno dilokasi tersebut masih sebatas dugaan bagian dari bangunan candi, karena belum adanya keterangan resmi dari pihak terkait.

Terkait besarnya ukuran bangunan candi, masih sebatas dugaan, karena adanya temuan beberapa batu bata lain yang ada dibawah bukit oleh warga setempat.

Mengenai komentar Roy Suryo, mantan Menteri Pemuda dan Olahraga RI, terkait pemberitaan sebelumnya, Wibowo berterima kasih kepada media yang mempublikasikannya.

Menurutnya, apa yang disampaikan Roy Suryo lebih cenderung mengarah pada pembicaraan edukatif, dan hal itu bisa menjadi motivasi tersendiri bagi pemerintah desa Tulungrejo untuk ikut menjaga benda-benda peninggalan para leluhur. (dodik)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait