Pemerintah Aceh Fokus pada Penguatan Ekonomi dan Data Statistik di Awal 2025

  • Whatsapp

Beritalima.com ( Pemerintah Aceh, di bawah kepemimpinan Pj Gubernur Aceh, Dr. H. Safrizal ZA, M.Si, terus menegaskan pentingnya sinergi dengan Badan Pusat Statistik (BPS) dalam menyajikan data terkini untuk mendukung kebijakan pembangunan. Dalam hari pertama kerja tahun 2025, sektor ekonomi menjadi topik utama pembahasan.

Menurut Safrizal, data dan informasi merupakan alat komunikasi strategis untuk menjelaskan pencapaian dan tantangan pemerintah kepada masyarakat. “Data utama yang kita gunakan adalah data resmi dari BPS. Kami sangat mendukung langkah-langkah BPS Aceh dalam menyajikan statistik yang berkualitas,” ujarnya.

Kepala BPS Aceh, Ahmadriswan Nasution, 02-01-2025 menyampaikan, beberapa indikator ekonomi utama yang menjadi perhatian, termasuk inflasi, nilai tukar petani, harga produsen gabah, perkembangan pariwisata, transportasi, serta ekspor dan impor.

Pada Desember 2024, inflasi bulanan di Aceh tercatat sebesar 0,57 persen, sementara inflasi tahunan mencapai 2,17 persen.

Kelompok makanan, minuman, dan tembakau menjadi penyumbang utama inflasi dengan kontribusi sebesar 0,56 persen. Komoditas seperti telur ayam ras, ikan bandeng, ikan tongkol, beras, dan minyak goreng menjadi pendorong kenaikan harga.

Secara tahunan, kelompok ini juga mendominasi dengan inflasi sebesar 1,14 persen. Beberapa komoditas yang memengaruhi inflasi ini adalah sigaret kretek mesin, minyak goreng, daging ayam ras, tomat, dan telur ayam ras.

Di sektor pariwisata, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Aceh pada November 2024 mencapai 2.534 orang, mengalami penurunan dibandingkan Oktober 2024 yang mencapai 2.765 orang. Namun, kenaikan aktivitas penumpang kapal laut pada Desember menunjukkan minat perjalanan domestik yang tinggi.

Ekspor Aceh turut memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian daerah. Pada 2024, komoditas terbesar yang diekspor adalah batubara, dengan nilai mencapai USD 41,76 juta.

Komoditas lainnya termasuk kopi senilai USD 9,31 juta, serta produk olahan ikan, furnitur, dan produk kimia. Negara tujuan utama ekspor meliputi Amerika Serikat dan beberapa negara Asia.

Sementara itu, nilai tukar petani (NTP) dan harga produsen gabah juga menunjukkan tren yang positif, meskipun perlu peningkatan lebih lanjut untuk memperkuat sektor agraris Aceh.

Pj Gubernur Safrizal menekankan pentingnya menjaga stabilitas harga di tingkat produsen dan konsumen agar perekonomian lebih inklusif.

Pemerintah juga mencatat fluktuasi harga bahan pokok. Bulog Aceh telah mengimpor beras dari luar negeri untuk menstabilkan stok dan harga di pasar lokal. Langkah ini diambil untuk mengantisipasi lonjakan harga selama musim tanam baru.

Selain itu, perkembangan sektor transportasi menunjukkan tren campuran. Data BPS Aceh mencatat penurunan jumlah penerbangan ke Aceh pada Desember 2024, meskipun terdapat peningkatan pada sektor transportasi laut.

Pj Gubernur menegaskan komitmen pemerintah untuk menjadikan Aceh lebih maju dengan memanfaatkan data sebagai landasan dalam merancang kebijakan ekonomi dan sosial.

“Dengan dukungan data yang akurat, kita dapat mengambil langkah-langkah strategis untuk menumbuhkan ekonomi daerah secara berkelanjutan,” tutupnya.

Data yang akurat dan transparan menjadi kunci utama dalam memastikan pembangunan Aceh yang berkelanjutan. Pemerintah Aceh berkomitmen untuk terus bekerja sama dengan BPS dalam menghadirkan informasi yang dapat dipercaya demi kesejahteraan masyarakat,”(**)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait