Untuk tahun 2016, Aceh hanya mendapatkan kouta untuk memberangkatkan 3.140 jamaah. Namun demikian, pemerintah, kata gubernur terus melakukan lobi kepada Pemerintah Arab Saudi agar untuk tahun mendatang, kuota haji untuk masyarakat Aceh bisa ditambah. Upaya tersebut untuk menjawab keinginan masyarakat dalam beribadah haji ke Mekkah.
Tingginya minat masyarakat untuk menyempurnakan rukun Islam ini bisa dilihat dengan waiting list jamaah yang terus bertambah. Hingga Juni 2016, jamaah haji asal Aceh yang telah mendaftar mencapai 78.115 orang. “Jika kuota tersebut menjadi rujukan, maka calon jamaah yang mendaftar saat ini baru akan bisa berangkat dalam 25 tahun ke depan,” ujar Gubernur Zaini.
Gubernur Zaini telah bertemu dengan Duta Besar Arab Saudi, Mustafa Ibrahim Al Mubarak di Kedubes Arab Saudi Jakarta pada akhir Maret silam. Dalam pertemuan itu, Dubes Mustafa menyambut positif permintaan gubernur. Penambahan kuota akan diupayakan begitu pembangunan infrastruktur usai dibangun di Arab Saudi. Beberapa waktu lalu, gubernur juga berjumpa dengan Menteri Agama untuk membicarakan hal tersebut.
Seperti diketahui, Pemerintah Arab Saudi membangun beberapa infrastruktur pendukung haji di kawasan Masjidil Haram. Pembangunan tersebut membuat kuota jamaah untuk semua negara ikut terpangkas.
Selain itu, gubernur meminta, agar para petugas penyelenggara haji bisa membantu sepenuhnya para jamaah melalui pembinaan, penanganan dan pelayanan yang baik. “Bantu juga kelancaran administrasi Baitul ‘asyi agar penyaluran dana baitul ‘asyi kepada jamaah calon haji Aceh berjalan lancar,” pinta gubernur.
Sementara itu, Muhammad Daud Pakeh, Ketua Penyelenggara Ibadah Haji Emberkasi Aceh, menyebutkan total jamaah haji untuk tahun ini adalah 157.115 jamaah Indonesia yang tergabung dalam 387 kloter yang akan berangkat dengan 384 penerbangan.
Tugas operasional penyelenggara haji, kata Daud Pakeh, menjadi wewenang nasional. Pemerintah, katanya, berkewajiban untuk memberikan bimbingan, pelayanan dan perlindungan dengan menyediakan layanan administrasi, bimbingan ibadah haji, akomodasi, transportasi, pelayanan kesehatan dan keamanan serta segala pelayanan lain yang dibutuhkan jamaah.
Daud Pakeh meminta, agar penyelenggara haji membangun kesan positif dengan bekerja secara optimal dan memberikan layanan prima sehingga kualitas layanan haji di tanah air menjadi semakin baik,’’(**)