JAKARTA, Beritalima.com– Sekjen Dewan Pimpinan Nasional (DPN) partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia, Mahfuz Sidik mengaku beruntung dengan keputusan Pemerintah bersama dengan DPR RI yang tidak merivisi UU Pemilu buat penyelenggaraan penyelenggaraan pesta demokrasi 2024.
Dengan begitu, ungkap Mahfuz, partai Gelora ada kepastian memprediksi dalam mendapatkan kursi di parlemen baik itu di DPR ri, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota. Jadi, kalau bicara Pemilu 2024, sistemnya kembali ke-2019 karena tidak ada perubahan UU yang digunakan.
“Buat kita Gelora Indonesia, tak ada perubahan malah meringankan, sebab bisa memprediksi situasinya,” kata Mahfuz dalam Cerita Kopi, Ngumpul dan Ggobrol Santai secara daring para pendiri, Majelis Permusyawaratan Nasonal (MPN), Majelis Pendiri dan Pengurus DPN partai Gelora Indonesia Rabu (31/3) malam dengan tema ‘Parpol Jangan Dulu Bicara Politik.’
Menurut dia, jika revisi UU Pemilu tetap dilaksanakan, sementara partai Gelora tidak terlibat dalam pembahasannya, partai Gelora hanya akan menjadi penonton. “Kalau ada revisi, kita cuma bisa menonton dari luar. Kita dag dig dug, aturan baru apa yang akan dibuat, apa semakin sulit atau tidak, kita juga tidak tahu,” kata Mahfuz.
Namun, dengan tidak ada revisi, partai Gelora secara jelas bisa melihat kepastian dalam Pemilu 2024. “Kita bisa melihat kedepan ini, seperti apa pengelolaanya, ada kepastian yang lebih besar,” kata politisi senior yang juga Ketua Komisi I DPR RI 2009-2014 tersebut.
Meski sudah ada keputusan Pemerintah dan DPR RI tidak merevisi paket UU Pemilu, tetapi isu amandemen yang saat ini bergulir bisa membawa perubahan terhadap keputusan yang sudah dikeluarkan Pemerintah dan DPR RI selaku pembuat UU. Meski isu revisi dibantah beberapa pihak, tetapi ada juga ada pihak lain yang terus mendorong.
Kita tak tahu, apa paket UU Pemilu-nya tidak berubah, tapi konstitusinya saja yang diubah, karena apa saja bisa terjadi. Jika konstitusinya diubah, UU juga biasanya ikut diubah. Ini juga membuat kita mulai pasang mata, telinga. Kalau konstitusinya berubah, UU juga akan berubah,” kata dia.
Terlepas dari hal itu, lanjut Mahfuz, Gelora Indonesia optimis bakal menuai hasil maksimal dalam Pemilu 2024. Hal itu tampak dari semakin banyak masyarakat bergabung ke Partai Gelora dalam situasi pandemi Covid-19.
“Dua bulan terakhir ini Alhamdulillah ada rekrutan kader sampai 80 ribuan. Ini kan luar biasa di tengah situasi pandemi Covid-19, orang tengah malas politik, malah banyak yang daftar ke Partai Gelora,” demikian Mahfuz Sidik. (akhir)