JAKARTA, beritalima.com | Pemerintah harus menggencarkan sosialisasi panduan protokol kesehatan dalam kegiatan keagamaan di rumah ibadah pada saat new normal pandemi COVID-19. Protokol kesehatan harus diterapkan agar tidak terjadi penularan di dalam rumah ibadah. Pernyataan ini disampaikan Direktur Eksekutif Rumah Milenial Indonesia (RMI) Defli Yuandika melalui keterangan tertulis pada hari Selasa (9/6/2020).
Menurut Defli, setiap lembaga keagamaan dan rumah ibadah harus menjalankan protokol kesehatan dengan ketat. Masyarakat juga harus tetap waspada, menggunakan masker, dan menjaga jarak selama beribadah agar tempat ibadah tidak menjadi pusat penularan COVID-19 baru di masa new normal.
“Kami mengapresiasi langkah Presiden Jokowi yang mengundang tokoh lintas agama untuk membahas penanganan COVID-19. Generasi muda harus juga proaktif membantu pelaksanaan protokol kesehatan dalam aktivitas di rumah ibadah. Pada kegiatan ‘Doa dan Solidaritas Untuk Bangsa’ yang dilaksanakan Rumah Milenial Indonesia dan Prima Institute pada tanggal 1 Juni lalu, kita sepakat bahwa tokoh agama dan generasi muda lintas agama harus menjadi contoh bagaimana masyarakat Indonesia yang majemuk dapat tetap optimis dan bergotong royong di masa pandemi,” kata Defli.
Sebelumnya, dalam rangka memperingati Hari Lahir Pancasila dan membangun solidaritas sesama anak bangsa, Rumah Milenial Indonesia dan Prima Institute pada tanggal 1 Juni 2020 mengadakan kegiatan Doa dan Solidaritas Untuk Bangsa secara daring. Dalam pertemuan online yang diikuti ratusan peserta tersebut, hadir tokoh agama dan aktivis muda lintas agama dari berbagai organisasi.
Para tokoh agama yang hadir antara lain, Ketua MUI Pusat Bidang KAUB H.Yusnar Yusuf, MS, Ph.D, Sekretaris Umum MPH PGI Pdt. Jacklevyn Frits Manuputty, S.Th., S.FIL., M.A., Sekretaris Komisi Kerawam KWI Romo Paulus Christian Siswantoko Pr, Ketua Umum Parisadha Buddha Dharma Niciren Syosyu Indonesia (NSI) Maha Pandita Utama Suhadi Sendjaja, Ketua MATAKIN Bidang Pemberdayaan dan Pelatihan Rohaniwan Ws. Mulyadi Liang, S.Pd.,M.Ag., dan Ketua Pinandita Sanggraha Nusantara DKI Jakarta I Gde Suparta Putra SH.
Mewakili aktivis muda lintas agama, hadir mantan Ketua Umum IMM Beni Pramula, mantan Ketua Umum PMKRI yang juga Pendiri Prima Institute Juventus Prima Yoris Kago, Ketua Umum GEMAKU Js. Kristan, mantan Ketua Umum HIKMAHBUDHI Adi Kurniawan, Ketua Umum Peradah Indonesia I Gde Ariawan, dan Direktur Eksekutif Indonesia Next Leader Hokkop Situngkir.
Di awal kegiatan, Pendiri Rumah Milenial Indonesia yang juga menjadi Host acara, Sahat Martin Philip Sinurat menyampaikan bahwa kegiatan ‘Doa dan Solidaritas Untuk Bangsa’ dilaksanakan untuk mengingatkan masyarakat terkhusus generasi muda bahwa pandemi COVID-19 adalah masalah yang dihadapi oleh semua rakyat Indonesia.
“Siapapun merasakan dampak dari pandemi ini. Pancasila telah mengajarkan kita bagaimana membangun rasa persaudaraan untuk saling berbagi tanpa tersekat-sekat dengan perbedaan. Oleh karena itu kita harus selalu optimis dan bergotong royong agar dapat melalui pandemi ini bersama-sama,” jelas Sahat.
Ketua MUI Pusat Bidang KAUB, H.Yusnar Yusuf, menyampaikan pesan bahwa bangsa Indonesia hari ini mendapat cobaan yang begitu besar. Jika masyarakat tidak sabar dalam menghadapi COVID-19, maka bangsa Indonesia tidak akan mendapatkan kemenangan.
“Kita harus bersatu, solidaritas antar sesama anak bangsa harus kita bangun untuk dapat melewati tantangan COVID-19,” ujar Yusnar.
Ketua Umum NSI, Maha Pandita Utama Suhadi Sendjaja, menyampaikan dalam rangka memperingati Hari Lahir Pancasila perlu melakukan sikap kebersamaan di antara umat beragama agar dapat sinergis secara harmoni dengan pemerintah.
“Presiden Joko Widodo telah menyampaikan amanat yang berharga dan bisa dilakukan oleh umat Buddha dan seluruh bangsa Indonesia yaitu selalu disiplin untuk mematuhi protokol kesehatan, tenang dalam mengambil kebijakan yang tepat, selalu bersatu untuk memperkokoh persaudaraan, tetap optimis, dan bergotong royong meringankan beban seluruh anak negeri sesuai nilai luhur Pancasila,” tuturnya.
Sekretaris Umum MPH PGI, Pdt. Jacklevyn Frits Manuputty menyatakan bahwa sebagai bangsa, peringatan kelahiran Pancasila di tengah pandemi ini mengingatkan kita tentang tatanan nilai yang sangat kokoh yang telah diletakkan sejak awal oleh pendiri bangsa dan anugerah serta kekaguman bagi bangsa-bangsa di dunia.
“Dalam masa pandemi ini, kita dihadapkan pada sebuah kondisi kerapuhan kemanusiaan yang sama. Sebagai orang percaya kita harus tetap berpengharapan pada Allah dan merenungkan nilai adil terhadap sesama dan juga lingkungan di sekitar kita. Ini saatnya kita harus menggelorakan persatuan dari Sabang sampai Merauke untuk berjuang bersama melawan pandemi ini dan membangun pengharapan bahwa bangsa Indonesia dapat melewati cobaan COVID-19,” harapnya.
Ketua MATAKIN Bidang Pemberdayaan dan Pelatihan Rohaniwan, Ws. Mulyadi Liang menyampaikan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa besar yang memiliki keberagaman etnis, agama yang menjadi kekuatan di tengah pandemi COVID-19 yang melanda negara Indonesia.
“Sebagaimana para tokoh bangsa dahulu maka kita harus bersatu untuk menghadapi pandemi COVID-19, kita juga harus menjaga hubungan yang baik kepada Sang Khalik dan menjaga serta merawat lingkungan di sekitar kita. Kebersamaan kita hari ini sedang diuji, karena itu persatuan bangsa yang sudah ada dalam Pancasila harus semakin kuat agar dapat melewati pandemi COVID-19 demi keselamatan bangsa Indonesia,” katanya.
Sekretaris Komisi Kerawam KWI, Romo Paulus Christian Siswantoko Pr mengatakan dalam peringatan lahirnya Pancasila saat ini, bangsa Indonesia sedang mengalami banyak persoalan akibat dari virus COVID-19.
“Ada diantara kita yang harus terpapar virus ini. Ada yang harus kehilangan pekerjaan. Ada yang pendapatannya turun drastis, tenaga medis juga sedang berjuang mempertaruhkan nyawanya untuk menolong orang. Nilai-nilai Pancasila adalah kekuatan. Karena itu kita harus terus bersatu untuk berjuang bersama melawan COVID-19 dengan cara menjaga kesehatan dalam menaati protokol kesehatan dan mengikuti aturan serta kebijakan pemerintah. Sebagai orang beriman kita juga harus terus berpengharapan pada Tuhan,” ungkapnya.
Ketua Pinandita Sanggraha Nusantara DKI Jakarta, Pinandita I Gde Suparta Putra mengatakan bahwa COVID-19 telah melanda hampir seluruh dunia karena itu dengan persatuan maka rakyat Indonesia dapat melewati pandemi ini.
“Kita harus tetap tegar dan menghadapi COVID-19 dengan mematuhi aturan serta protokol kesehatan yang ditetapkan oleh pemerintah. Mari kita selalu mendoakan bangsa ini sehingga dapat melewati rintangan pandemi COVID-19 ini,” ujarnya.
Setelah menyampaikan pesan solidaritas dan kebangsaan, para tokoh agama memimpin dan membacakan doa berdasarkan agama masing-masing. Kemudian kegiatan dilanjutkan dengan pesan solidaritas dari para aktivis muda lintas agama. Kegiatan Doa dan Solidaritas Untuk Bangsa berlangsung selama dua jam. Para peserta dari seluruh Indonesia terlihat antusias mengikuti kegiatan sampai akhir acara.