Pemerintah Dukung Festival Ronthek Pacitan Perkuat Tradisi dan Ekonomi Kreatif Daerah

  • Whatsapp
Pemerintah dukung Festival Ronthek Pacitan perkuat tradisi dan ekonomi kreatif daerah (foto: istimewa)

Pacitan, beritalima.com| – Pemerintah melalui Menteri Ekonomi Kreatif (Menteri Ekraf) Teuku Riefky Harsya mendukung Festival Ronthek ke-13 di Pacitan, Jawa Timur (Jatim) sebagai kolaborasi seni tradisi dan ekonomi kreatif (ekraf) daerah.

“Festival ini mencerminkan kekuatan ekonomi kreatif berbasis kearifan lokal. Ini adalah contoh bagaimana subsektor seni pertunjukan dan musik bisa menjadi mesin baru pertumbuhan ekonomi nasional yang dimulai dari daerah,” kata Menteri Ekraf didampingi Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji, Wakil Bupati Gagarin Sumrambah, dan jajarannya.

Festival yang berlangsung di Alun-alun Kabupaten Pacitan itu mengusung tema ‘Pacitan Sumandhang Nugraha’ dan tagline ’70 Miles Sea Paradise’. Ronthek sendiri merupakan seni pertunjukan khas Pacitan yang berakar dari budaya ronda sahur di bulan Ramadan. Alat musiknya terbuat dari bambu, dimainkan dengan cara dipukul.

Kini, ronthek berkembang menjadi festival seni tahunan memadukan unsur musik, tari, dan kreativitas lokal. Riefky menyebut Festival Ronthek merupakan perpaduan dengan ekraf dari berbagai subsektor dan menjadi bagian dari Kharisma Event Nusantara (KEN) sejak 2023 dan kembali masuk daftar KEN 2025.

Peserta dari 12 kecamatan se-Kabupaten Pacitan dan 3 kelompok pelajar setingkat SMA menampilkan pertunjukan seni dalam acara tersebut. Selain itu, festival ini juga dirangkaikan dengan pameran produk ekonomi kreatif dan UMKM lokal dalam bagian Pasar Krempyeng, menampilkan potensi dari berbagai subsektor Kabupaten Pacitan, berlangsung tiga hari dari 5 hingga 7 Juli 2025 mulai pukul 19.00 WIB setiap malam.

Wakil Ketua MPR Edhie Baskoro Yudhoyono yang turut hadir menyampaikan pentingnya menjaga dan mengembangkan kreativitas generasi muda melalui budaya. Dia menilai festival seperti ini harus terus diberdayakan.

“Di tanah 70 Miles of Paradise ini, kita tidak hanya melihat keindahan alam, tetapi juga kekayaan seni pertunjukan yang terus diberdayakan dan dikembangkan,” ujar pria yang disapa Ibas itu.

Festival ini menjadi contoh nyata penerapan kolaborasi hexahelix antara pemerintah pusat dan daerah, pelaku industri kreatif, akademisi, komunitas, media, serta dunia usaha dalam mendorong tumbuhnya ekosistem kreatif di tingkat lokal.

Jurnalis: abriyanto

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait