Dalam sambutannya, Illiza berharap pasar yang terapdu tersebut benar-benar dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Banda Aceh.
Kata Illiza, pembangunan pasar terpadu tersebut memiliki tiga tahap dimana nantinya akan dilanjutkan dengan pembangunan pabrik pengalengan ikan.
“Sebenarnya yang kita ajukan ke pusat 40 M, namun tahap pertama disetujui 10 M dan kita bangun pasar terpadu ini dulu. Nanti akan kita bangun juga pabrik pengalengan ikan lagi,” ungkap Illiza.
Untuk pabrik pengalengan ikan, lanjut Illiza, nantinya Pemko memprioritaskan masyarakat lokal yang saat ini sedang berada di Jogja mengikuti pelatihan memanfaatkan pabrik tersebut.
“Saat ini ada beberapa warga kota yang kita kirim mengikuti pelatihan di jogja. Nanti mereka akan kita dorong agar ikan yang diolah bisa kita ekspor ke manca Negara. Kita ingin ikan seperti dencis dan Keumamah bisa dikenal dimanca Negara,” harap Illiza.
Lanjut Illiza, pasar tersebut nantinya akan diperuntukkan bagi pedagang yang saat ini menempati pasar Peunayong dan para pedagan di TPI Lampulo.
“Dengan konsep waterfront city yang kita kembangkan, keberadaan pasar Peunayong tidak sesuai lagi karena selain merusak keindahan juga menjadi penyebab kemacetan. Jadi nanti kita relokasi kesini,” jelas Illiza.
Illiza berharap pasar tersebut dapat dirampungkan pengerjaannya sesuai target dan bisa dioperasikan pada tahun depan.
“Meski ini pasar tradisional, kita ingin pengelolaannya seperti pasar modern sehingga terlihat bersih dan nyaman untuk dikunjungi,” tambah Illiza.
Sementara itu, Kadisperindagkop dan UKM Kota Banda Aceh Rizal Junaedi mengatakan pembangunan pasar terpadu tersebut sebagai salah-satu usaha pemerintah dalam mewujudkan kemandirian ekonomi dalam rangka menggerkakkan sektor ekonomi domestik.
“Pembungunan ini juga menindaklanjuti visi misi Walikota Banda Aceh terkait pemberdayaan ekonomi kerakyatan,” tambahnya.
Rizal Junaedi mengungkapkan, proyek pasar terpadu tersebut dibangun dengan dengan dana APBN dan ditargetkan akan selesai dalam waktu 150 hari kerja,””(**)