Pemerintah NTT-Perbankan Gelar Expo UMKM

  • Whatsapp

KUPANG, beritalima.com – Pemprov Nusa Tenggara Timur (NTT) bersama perbankan menggelar expo bertajuk ‘Kreatif Anak Negeri 2020′ untuk membangkitkan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang saat ini terpuruk akibat pandemi covid-19.

Hal tersebut dikatakan Plt. Direktur Utama Bank NTT yang juga Ketua Expo UMKM ‘Kreatif Anak Negeri’, Alexander Riwu Kaho, saat jumpa pers di Kupang, Kamis (10/9/2020) siang.

Dikatakan Alex Riwu Kaho, Expo akan digelar di Millenium Ballroom, Kota Kupang mulai 16 s.d. 17 September 2020 berisi tiga kegiatan utama, yakni selain Expo, juga digelar Bussiness Matching (temu bisnis), Bussiness Coaching (pelatihan bisnis), dan Parade Usaha UMKM.

“Bapak Gubernur sudah mengajak kita untuk memiliki terobosan-terobosan baru untuk kita tidak kalah dengan kondisi yang sulit karena pandemi Covid-19. Karena itu, kita terus bekerja secara cerdas, berhati-hati, mengedepankan aspek-aspek yang sehat, tetapi juga mengumpulkan semua kekuatan sumber daya untuk sama-sama mencari terobosan-terobosan untuk tetap memastikan kepada masyarakat, bahwa pemerintah tidak sedang diam tetapi terus berupaya untuk membangkitkan berbagai aspek kehidupan termasuk perekonomian di NTT,” kata Alex menambahkan.

Dikatakan Alex, kegiatan ini melibatkan semua pihak di Nusa Tenggara Timur, baik Pemerintah Provinsi NTT, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) NTT, Bank Indoneisa (BI) NTT, Kanwil Ditjen Perbendaharaan, OPD, termasuk Forum Lembaga Jasa Keuangan NTT, dan Media.

Kegiatan tersebut sekaligus membangkitkan ekonomi NTT yang pada triwulan II 2020 mengalami kontraksi 1,96% akibat pandemi.

UMKM merupakan pilar utama struktur ekonomi riil NTT, dan sekitar 97% pelaku usaha di NTT adalah UMKM atau sebanyak 105.180 unit.

“Ini adalah suatu kekuatan besar dalam kualitas dan kuantitas jika dikembangkan dengan baik. Karena itu, penyelamatan UMKM menjadi fokus utama pemerintah mengingat UMKM telah terbukti mampu menjadi lokomotif pergerakan ekonomi nasional,” ujarnya.

Dia mengatakan kurang bergeliatnya sektor riil UMKM di daerah itu antara lain disebabkan oleh faktor pilihan core business atau produk, manajemen, keuangan, dan pasar termasuk digitalisasi yang kurang ekspansif. Jika berhasil membangkitkan UMKM, kegiatan ini akan direplikasi ke kabupaten lainnya di NTT.

Kepala Dinas Koperasi Tenaga Kerja dan Transmigrasi NTT, Silvia Peku Djawang mengatakan, selama pandemi terjadi penurunan aset dan aktivitas usaha, dibandingkan dengan koperasi, penurunan pada UMKM jauh lebih besar.

Karena itu, adanya kolaborasi pemerintah dan lembaga jasa keuangan lewat expo tersebut, akan menambah geliat sekaligus memotivasi UMKM untuk bangkit. “NTT tetap harus tangguh dan bangkit terhadap pandemi ini dan saat ini terbukti dari kolaborasi dan kerja keras bersama lembaga jasa kuangan utuk men-suppport UMKM,” tandasnya.

Karena digelar di era pandemi, penyelenggara juga menerapkan protokol kesehatan, namun diharapkan terjadi transaksi cukup baik dan kontinu sehingga terjalin kemitraan antara UMKM dengan usaha besar maupun perorangan.

Kepala Kantor Wilayah Ditjen Pemerintah Perbendaharaan (DJPb) NTT, Lidya Kurniawati Christyana menjelaskan, pemerintah telah mengeluarkan berbagai sumber pembiayaan untuk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

“Kenapa UMKM dalam pandemi ini? Karena UMKM sebagai lokomotif penggerak ekonomi perlu mendapat perhatian khusus. Karena sejujurnya, perekonomian lebih banyak dudukung oleh UMKM,” kata Lydia.

Kepala Bank Indonesia (BI) Nusa Tenggara Timur, I Nyoman Ariawan Atmadja mengatakan, dampak dari pandemi ini, Bank Indonesia sudah mengeluarkan berbagai kebijakan, yaikni kelonggaran kebijakan bidang moneter dan kelonggaran kebijakan makro prodential.

“Ekonomi NTT itu 99 persen pelakunya adalah usaha mikro dan kecil (UMK), dan satu ersen satu persen Usaha Menengah dan Besar. Artinya, kalau kita memulihkan UMKM otomatis ekonomi kita naik,” ungkapnya.

Yang sangat penting didalam UMKM, jelas Nyoman, 92 persen tenaga kerja di NTT diserap oleh UMKM dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 843 ribu pekerja (Data BPS 2016).

“Pandemi ini menurunkan konsumsi rumah tangga, pekerja dirumahkan, maka kita dorong UMKM ini menggairahkan ekonomi dan juga menyerap tenaga kerja,” kata Nyoman menambahkan.

Kepala OJK NTT, Robert Sianipar menambahkan, pemerintah melalui OJK dalam ini sudah mengeluarkan beberapa kebijakan, yaitu memberikan relaksasi, yaitu antar lain bisa menunda pembayaran pokok, menurunkan suku bunga, mengurangi tunggakan dan seterusnya.

Kegiatan jumpa pers tersebut dipandu Kepala Biro Ekonomi dan Kerja Sama Setda NTT, Lery Rupidara, yang dihadiri wartawan media cetak, elektronik dan media daring. (L. Ng. Mbuhang)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait