BIREUEN,ACEH,Beritalima.com – Ulama kharismatik Aceh Tgk H Muhammad Amin Mahmud yang akkrab disapa masyarakat Abu Tu Blang Bladeh berpesan kepada semua pihak dan kususnya Wali Nanggroe Aceh ke-9, Paduka Yang Mulia (PYM) Malik Mahmud Al-Haytar untuk membangun monumen Perjuangan Bangsa di Bireuen dan bukan membangun di daerah lain dalam wilayah Aceh.
Demikian pernyataan Ar Juli tokoh sejarawan kepada beritalima.com Jumat (6/10) di Meuligo Bupati Bireuen menyebutkan , bahwa harapan Abu Tu Blang Bladeh pernah disampaikan pada acara temuramah ( silaturrahmi ) antara para ulama, Pengurus Adat Aceh ( MAA) Kabupaten Bireuen, para tokoh Pendiri Bireuen dan berbagai elemen masyarakat di Pendopo Bupati Bireuen ketika Wali Naggroe berkunjung ke Bireuen.
Menurut Ar Juli harapan Tu Blang Bladeh memang harus diperhatikan sebab Bireuen memang harus dibuat Monumen Perjuangan Bangsa apalagi pada 1987 Bireuen dikukuhkan Bireuen sebagai “ Kota Juang “ oleh salah satu pejuang Aceh ketika itu Ka Buloq, Bustanil Arifin .
Menurut AR Juli, Bireuen , Kota perjuangan yang penuh sejarah perjuangan bangsa dan salah satunya Pusat Devisi X yang merupakan gabungan resimen satu dan dua berpusat di Pendopo Bireuen pimpinan Kolonel Husein Yoesoef .
Mereka dengan gigih memperjuang kemerdekaan bersama anggotanya dengan rela mati bahkan rela mengorbankan harta benda demi Indonesia Merdeka . Bahkan Radio satu-satunya yang menyiarkan kemerdekaan Indoesia adalah Radio Rimba Raya .
Maka demi untuk tidak hilangnya sejarah perjuangan kemerdekaan RI Monumen Perjuangan bangsa harus sesegera mungkin dibangun di Aceh dan harus di Bireuen. Bahkan Bireuen pernah menjadi ibukota RI ke-3 setelah Yokjakarta walaupun hanya beberapa hari tetapi pernah berkantor di Pendopo Bupati Bireuen.
Hal senada juga diungkapkan Yusri Abdullah tokoh masyarakat Bireuen. Yusri mengatakan bahwa Bireuen mempunyai nilai sejarah yang unik dan telah memperjuangkan Kemerdekaan RI dengan berbagai versi, maka sejarah harus dikembangkan dan dilestarikan agar generasi penerus bangsa tidak akan lupa akan sejarah dan nilainya.
Sebagai contoh, agar bangsa Indonesia mampu meningkatkan SDM-nya maka di Bireuen dibangun Normal School dan Al Muslim sebagai pusat kegiatan pendidikan satu-satunya yang ada di kala itu, sehingga masyarakat di Aceh cerdas akibat adanya pendidikan di Bireuen.
Menurut Yusri, Wali Nanggroe Aceh ke-9, Paduka Yang Mulia (PYM) Malik Mahmud Al-Haytar dalam kaitan tersebut menyebutkan,dirinya mendukung sepenuhnya dan sekaligus mengajak semua komponen masyarakat Aceh untuk mengembalikan kejayaan Aceh seperti di masa keemasan dulu.
“Untuk mencapai tujuan ini, semua elemen masyarakat harus aktif dan kreatif dalam memperjuangkan demi bangsa Aceh yang disegani seantero bangsa di masa silam.” Harapnya.
Menurut Malik Mahmud Al-Haytar Aceh memiliki kekayaan alam yang melimpah, dan hal itu harus dilakukan pengolahan secara baik sebab bila tidak diusahan pengolahannya secara baik,jujur dan kretaif semua itu akan sia-sia.
“ Bila masyarakat tidak mau dan kreatif mengolah alam secara baik, anugerah Allah itu tidak bermanfaat bagi kita.” Ungkapnya seraya mengharapkan seluruh elemen harus kreatif demi kesejehateraan dari apa yang telah diangugerah Allah terhadap kita.
Kunjungan Wali nanggroe ke-9 Paduka Yang Mulia Malik Mahmud Al-Haytar ke Bireuen melakukan temuramah (Silaturrahim) dengan masyarakat Bireuen adalah kunjungan perdana. (Abdullah Peudada)