Pemerintah Pusat yang Umumkan Pasien Positif Covid-19

  • Whatsapp

KUPANG, beritalima.com | Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) menegaskan, Pemerintah Pusat dalam hal ini Kementerian Kesehatan RI yang dapat mengetahui kondisi pasien positif Coronavirus Disease (Covid)-19. “Kita tetap ambil sampel darahnya untuk diperiksa di Laboratorium di Jakarta. Karena itu, kami mau mengatakan kepada seluruh masyarakat NTT, positifnya seseorang terkena Coronavirus akan ditentukan oleh hasil pemeriksaan Lab di Jakarta,” kata Gubernur VBL melalui Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi NTT, Dr. Jelamu Ardu Marius, M.Si., dalam siaran pers, Kamis (02/04/2020).

Menurut Marius yang juga juru bicara Covid-19 Provinsi NTT, yang akan mengumumkan positif Corona itu bukan juru bicara Pemerintah Provinsi NTT tetapi juru bicara nasional. “Karena Lab itu ada di Jakarta dan biasanya Laboratorium Kementerian Kesehatan itu akan melapor kepada gugus tugas pusat. Jadi mereka yang akan mengumumkan apakah seseorang itu positif atau tidak. Karena itu, kami meminta seluruh masyarakat NTT untuk tidak panik,” pinta Marius.

Dia menambahkan, “Sekali lagi, Bapak Gubernur mengimbau kita untuk tidak panik. Karena kenyataannya, pasien-pasien sejak tanggal 3 Maret 2020 lalu, Pasien Dalam Pengawasan (PDP) juga ternyata bisa sembuh. Demikian juga Orang Dalam Pemantauan (ODP) bisa sembuh. Kalau kita ikuti pemberitaan media, pasien yang sudah positif Coronapun, dengan bantuan Tuhan ada yang sembuh. Jadi mari kita menjaga kesehatan kita,” ungkap Marius.

Meski masih negatif Covid-19 di Provinsi NTT, sebut Marius, masyarakat diharapkan untuk tetap siaga.

“Seperti kata Bapak Gubernur, walaupun NTT masih negatif tapi kita tetap siaga, tetap waspada dengan mengikuti pedoman-pedoman yang telah disampaikan, baik oleh organisasi kesehatan dunia WHO maupun oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi serta Pemerintah Kabupaten/Kota di NTT,” tandas dia.

Masyarakat juga lanjut Marius, harus menghindari kerumunan, tidak melakukan kegiatan yang melibatkan banyak orang, selalu tinggal di dalam rumah, menghindari kerumunan dimanapun, tidak masuk keluar mall, pasar untuk hal yang tidak perlu, kemudian mencuci tangan selalu dengan sabun, menyiram dengan cairan disinfektan di tempat-tempat publik atau di dalam rumah tapi jangan di badan.

Klarifikasi Pasien yang Meninggal

Pada bagian lain, Marius mengklarifikasi berbagai isu yang berkembang di masyarakat melalui media social atau sosmed. Menurut dia, sebelumnya almarhumah datang dari Denpasar-Bali bersama dengan anaknya berumur 1 tahun lalu kemudian diperiksa di Puskesmas Baumata dan disitu almarhumah melapor diri bahwa almarhumah telah hamil 7 bulan.
“Tapi setelah di cek oleh bidan di Puskesmas Baumata ternyata bukan hamil 7 bulan tetapi mau melahirkan. Itu berarti 9 bulan. Karena mau melahirkan maka dirujuk ke Rumah Sakit Leona Kupang. Di Rumah Sakit Leona Kota Kupang, saat almarhumah duduk di kursi sebelum tindakan medis, almarhumah kejang-kejang dan memang saat itu suhu badannya tinggi, sangat panas. Jadi diduga almarhumah keracunan kehamilan. Jadi tidak benar informasi yang beredar di medsos bahwa almarhumah positif virus Corona,” jelas Marius. (L. Ng. Mbuhang/Valeri Guru/Kasubag Pers dan Pengelolaan Pendapat Umum Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi NTT)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait