JAKARTA, Beritalima – Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) menggelar diskusi di Cafe Ropisbak Ghifari, Tebet Jakarta. Jum’at (26/04).
Diskusi mengambil tema Evaluasi Pemilu 2018 dan Kualitas Demokrasi Indonesia, menghadirkan beberapa Pemantau Pemilu yang terkreditasi Bawaslu yaitu Jojo Rohi (KIPP), Irham Maulidy (LIRA), Siti Badriyah (Migrant Care) dan Fadly Idris (Pemantau KAMMI).
Dalam paparannya Jojo Rohi menyampaikan “bahwa pelaksanaan Pemilu tahun 2019 ini perlu dilakukan evaluasi menyeluruh, banyak korban berjatuhan bahkan meninggal dunia, ini sangat menyedihkan” ujar Bang Jojo panggilan akrabnya.
Sedangkan Siti Badriyah dari Migrant Care menyampaikan “Kasus surat suara tercoblos, karena minimnya pengawasan dari lembaga yang berwenang, bahkan saat kami di Malaysia sulit melakukan koordinasi dengan mereka (red/Bawaslu)” tukasnya.
“belum lagi dengan adanya Kotak Suara Keliling, surat suara lewat pos dll, itu semua sangat minim pengawasan dan pemantauan, kami berharap kedepannya taruh aja TPS nya di stadion atau tempat yang luas” harap Badriyah.
Sedangkan Irham Maulidy selaku Gubernur Lira Jatim menyampaikan bahwa Lira melakukan pemantauan tidak hanya saat pelaksanaan pencoblosan, bahkan sejak proses pemasangan Alat Peraga Kampanye dan Kampanye sampai dengan Pencoblosan dan Penghitungan suara” tegasnya.
“Banyak temuan Lira dilapangan yang dikandaskan oleh Gakkumdu, kedepannya lembaga Gakkumdu perlu dievaluasi keberadaanya” tandas Irham.
Dalam diskusi tersebut juga disepakati antar lembaga pemantau untuk memberikan rekomendasi dan evaluasi peran pemantau dalam pemilu, “dalam waktu dekat kami akan mengajak lembaga pemantau lainnya untuk mendatangi Bawaslu, KPU dan Komisi II DPRRI untuk memberikan masukan dan evaluasi agar pelaksanaan Pemilu kedepan menjadi lebih baik” pungkas Fadly. (ik)
