beritalima.com | Sebagai presiden yang memimpin negeri berpenduduk 265 juta jiwa, Joko Widodo (Jokowi) selalu menebarkan optimisme. ” Pantang baginya untuk bersikap pesimis. Segala masalah yang membelit negeri, bagi dia, pasti bisa dicarikan jalan keluarnya “.
Itulah sepenggal pidato presiden Joko Widodo di hadapan ribuan alumni perguruan tinggi dan masyarakat umum yang memadati Plaza Tenggara Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (12/1) lalu.
Optimisme, positif thinking dan peduli merupakan suatu budi pekerti yang luhur. Manusia diciptakan oleh Allah Swt sebagai khalifah dimuka bumi untuk saling mengenal satu sama lain, saling berbagi, dan saling tolong menolong dalam kabajikan.
Hindari sikap pesimisme, takabur, dan sikap yang kurang terpuji. Kalau mau maju kita harus optimis, berpikiran positif dan peduli terhadap lingkungan sekitar kita.
Optimisme dan berpikir positif dapat diartikan sebagai pendorong pemiliknya untuk bersikap, bertutur kata, dan berbuat yang baik dan bermanfaat. Sehingga dapat dikatakan bahwa optimisme dan berpikir positif termasuk kedalam akhlak terpuji.
Hidup ini akan terasa nyaman, tentram, dan damai jika kita selalu optimis, berpikir positif dan peduli terhadap lingkungan sekitar, peduli kepada sesama. Orang kaya yang diberikan rejeki berlebih, peduli dengan saudaranya yang kurang beruntung, pemeluk agama yang jumlahnya mayoritas peduli dengan saudaranya yang punya kenyakinan berbeda dan seorang pemimpin peduli dengan rakyatnya.
Peduli atau care adalah sebuah nilai dasar dan sikap memperhatikan, bertindak proaktif terhadap kondisi atau keadaan di sekitar kita. Peduli adalah sebuah sikap keberpihakan untuk melibatkan diri dalam persoalan, keadaan atau kondisi yang terjadi di sekitar kita.
Orang-orang peduli adalah mereka yang terpanggil melakukan sesuatu dalam rangka memberi inspirasi, perubahan, kebaikan kepada lingkungan di sekitarnya. Ketika ia melihat suatu keadaan tertentu, ketika ia menyaksikan kondisi masyarakat, maka dirinya akan tergerak melakukan sesuatu. Apa yang dilakukan ini diharapkan dapat memperbaiki atau membantu kondisi di sekitarnya.
Sikap peduli atau care adalah sikap keterpanggilan untuk membantu mereka yang lemah, miskin, membantu mengatasi penderitaan, dan kesulitan yang dihadapi orang lain. Orang-orang peduli adalah orang-orang yang tidak bisa tinggal diam menyaksikan penderitaan orang lain.
Di jaman yang serba instan sekarang ini, banyak kita jumpai orang-orang yang hanya mementingkan diri sendiri. Bersikap cuek, dan acuk tak acuh terhadap lingkungan sekitarnya. Sehingga dibutuhkan orang-orang yang punya komitmen. Seorang mentor, atau pemimpin yang optimis, positif thinking dan peduli. Pemimpin yang tutur katanya memberi inspirasi kepada masyarakat dan kinerjanya nyata, bisa didaratkan, bukan di awang-awang.
Ada ungkapan “teliti sebelum membeli”, artinya kita harus selektif dalam memilih calon pemimpin. Supaya tidak akan menyesal di kemudian hari. Jangan terlalu naif, percaya begitu saja dengan janji-janji manisnya dan menganggap semua calon pemimpin itu baik. Nyatanya banyak juga yang ingin memanfaatkan kita demi kepentingannya sendiri, kepentingan kelompok dan golongannya. Pas waktu butuh saja dia terlihat peduli, padahal sebenarnya hanya ingin mengambil keuntungan semata.
Perlu kita ketahui, dalam dua tahun terakhir, tercatat ada 11 orang kepala daerah di Jawa Timur yang ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK. Sebagian besar kepala daerah ditangkap dalam operasi tangkap tangan.
Pemimpin yang punya sifat peduli itu tidak mengenal waktu. Pemimpin yang seperti ini bakal otomatis membantu ketika ada rakyatnya yang butuh bantuan. Pasalnya, sifat peduli membuat naluri mereka aktif dan langsung memberikan bantuan saat itu juga.
Tahun 2020 nanti di Jawa Timur akan ada pesta demokrasi. Pilkada serentak yang digelar di 19 kota/kabupaten untuk memilih calon Bupati dan Walikota. Mari kita sambut pesta demokrasi tersebut dan ikut berperan aktif. Malakukan kajian bersama, diskusi dengan elemen masyarakat, supaya mengetahui calon Kepala Daerah yang punya rekam jejak jelas. Jatuhkan pilihan Anda dengan tepat, dan benar kepada calon Kepala Daerah yang mempunyai kepribadian baik. Sehingga lima tahun mendatang kita bakal memiliki seorang pemimpin yang mumpuni, jujur, peduli dan mau bekerja besar demi rakyat.
Pemimpin yang peduli punya perhatian besar dan mau mengulurkan tangannya untuk membantu rakyat yang hidupnya susah. Mereka tidak akan melupakan kepercayaan dan jasa besar yang sudah diberikan oleh rakyat. Mereka tahu diri, bahwasanya pangkat, jabatan dan kedudukannya sebagai orang nomor satu di daerah karena jasa dari seluruh tim, jasa para relawan dan jasa dari rakyat. Sehingga memahami arti kekuasaan yang disandangnya, kekuasaan yang terbatas, yang harus diwujudkan demi kesejahteraan rakyat.
Sudah selayaknya seorang pemimpin itu optimis, positif thinking dan peduli kepada rakyatnya. Bukan malah sebaliknya pemimpin yang berpikiran sempit, hanya ingin berkuasa, mementingkan diri sendiri, kelompok dan golongannya saja. Bagaima pendapat Anda.
Surabaya, 9 September 2019
Cak Deky