Jombang | beritalima.com – Sesuai visinya, Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Gudo menyiapkan generasi berkualitas, beriman, bertaqwa berbudi luhur, berwawasan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta mandiri. Merupakan satuan nonformal yang menyelenggarakan program pendidikan kejar paket untuk mengembangkan potensi peserta didik.
SKB Gudo dikatakan Listyo Irawati selaku Kepala SKB, menyelenggarakan program pendidikan nonformal, diantaranya Pendidikan Anak Usia Dini (PUAD), program pendidikan atau kejar paket A, B, C, program kursus dan pelatihan, dan progrm keaksaraan.
“Peserta didik mengalir saja tidak seperti pada pendidikan formal menyiapkan Panitia Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB),” ujarnya.
Peserta pendidikan kesetaraan gender ada saja peminatnya baik yang mengambil kejar paket A, paket B, maupun yang mengambil kejar paket C. Peserta didik terbagi dua yaitu dibawah usia 25 tahun dan diatas usia 25 tahun. Namun yang menarik paket A diminati oleh anak anak yang putus sekolah karena belajar di pondok pesantren.
“Pesert didik dibawah 25 tahun ditanggung oleh negara sedangkan peserta didik diatas usia 25 tahun menjadi peserta didik mandiri mulai dari biaya pendaftaran sampai pembelian paket modul belajar,” terangnya
Berbeda dengan PKBM ungkap Listyo Irawati kepada beritalima, Pusat Kegiatan Belajar Masyarkat (PKBM) diselenggarakan oleh masyarakat dengan dikelola sendiri baik besaran biaya peserta didik, bayar guru maupun biaya operaional lembaga itu sendiri.
“SKB milik Pemerintah, mulai dari pendaftaran sampai modul paket belajar disiapkan oleh Pemerintah. Waktu belajar sama seperti sekolah formal pada umumnya, masuk pukul 07.00 – 12.00 berikutnya belajar mandiri di rumah,” terangnya.
SKB juga pernah diterangkan sebelumnya sama seperti sekolah formal pada umum mendapat Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik.
Model pembelajaran yang selama ini diterapkan selain PAUD, juga pendidikan kecakapan hidup, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja dan pendidikan kesetaraan.
Jurnalis : Dedy Mulyadi