BONDOWOSO, beritalima.com – Pemerintah Kabupaten Bondowoso memberikan penghargaan kepada sejumlah kecamatan dalam Anugerah Sinergitas Kinerja Kecamatan (SKK), di Pendapa Bupati Senin (2/9/2024).
Total ada lima kecamatan yang mendapatkan penghargaan dalam kesempatan tersebut. Peringkat pertama diraih Kecamatan Curahdami, kemudian disusul Sukosari, Tegalampel, Maesan dan terakhir Kecamatan Bondowoso.
Penilaian SKK ini dilakukan sejak periode 2023 lalu. Tim penilai sendiri juga melibatkan akademisi dari Universitas Muhammadiyah Jember.
Ada beberapa kategori dalam penilaian SKK ini. Diantaranya kinerja organisasi Kecamatan yang terdiri dari tujuh aspek. Yakni penyelenggaraan urusan pemerintahan umum dengan bobot 10, penyelenggaraan pelayanan terpadu kecamatan bobot 10, pelaksanaan tugas delegatif bobot 10, penyelenggaraan tugas atributif bobot 30, inovasi kreasi kecamatan pada segala aspek penilaian dengan bobot 27, penganggaran dan pelaksanaan kecamatan bobot 8, serta pelaksanaan tugas lainnya dengan bobot 5.
Kemudian performance pimpinan kecamatan juga dinilai dengan penilaian empat aspek. Yakni kepemimpinan camat, kompetensi camat, komitmen camat dalam melayani, dan kreativitas camat dengan total bobot 100.
Dalam sambutannya, Pj Bupati Bondowoso, Muhammad Hadi Wawan Gutoro menjelaskan, setiap prestasi tidak bisa dicapai sendiri. Sebab ada pengorbanan, ikhtiar dan doa orang banyak di balik itu semua.
Diantaranya yang ikut terlibat dalam melaksanakan inovasi di kecamatan adalah kapolsek, danramil, kepala puskesmas, kepala desa, penyuluh dan stakeholder lainnya.
“Ini yang kita maksud, kita tak butuh superman tapi kita butuh super tim,” kata dia.
Wawan meminta agar kegiatan koordinasi intens dilaksanakan meskipun tidak harus formal seperti kopi santai dan sejenisnya. Sebab kata dia, masalah sepelik apapun akan selesai jika dikomunikasikan.
“Mereka yang dapat penghargaan adalah orang baik. Kalah menang adalah bonus terpenting adalah bermanfaat kepada masyarakat,” tegas dia.
Ia juga mengimbau agar kecamatan yang sudah memiliki inovasi terus mempertahankan dan mengembangkan programnya tersebut.
Menurutnya, kelemahan inovasi itu biasanya tidak cukup lama bisa bertahan dan berkelanjutan.
Oleh karena itu lanjut dia, inovasi yang telah dibuat semestinya harus melembaga. Terpenting inovasi itu bisa menyelesaikan permasalahan yang ada di masyarakat.
“Kalau inovasi itu hanya tiba-tiba, saya pastikan tidak akan bertahan lama,” terang dia.
Sebaliknya, inovasi yang berangkat dari kebutuhan masyarakat akan bertahan lama. Sehingga meskipun camatnya berganti, inovasi tersebut tetap berjalan, mungkin dengan versi berbeda.
“Ini harus dijaga oleh apa, oleh regulasi. Inovasi yang bagus, yang dibutuhkan masyarakat harus didorong untuk dikembangkan dalam sebuah regulasi,” himbauannya. (*/Rois)