GRESIK,beritalima.com- Kabupaten Gresik sebagai kota industri punya potensi besar untuk menyerap tenaga kerja lokal.
Namun, sejauh mana Pemkab Gresik mengoptimalkan potensi tersebut untuk masyarakatnya?
Itu salah satu topik yang dibahas dalam diskusi diacara Rembug Akur dan Mimbar Mahasiswa dengan tema “Gresik Kerja, Gresik daulat industri,” di Kampus Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG), Sabtu malam (21/09/2024).
Acara tersebut menghadirkan narasumber, Bupati Gresik, Fandi Akhamd Yani, Rektor UMG, Nadhirotul Lailly dan Sekretaris Daerah (Sekda) Gresik, Ahmad Washil dan dimoderatori oleh jurnalis senior, KWG, Moh Masduki.
Dalam diskusi yang dihadiri ratusan perwakilan BEM dan elemen masyarakat lokal tersebut, Bupati Gresik, Fandi Akhmad Yani (Gus Yani) menyampaikan bahwa Pemkab Gresik telah menyiapkan rencana jangka,menengah, panjang untuk mengoptimalkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang memadai untuk kebutuhan penyerapan industri.
Untuk itu, Gus Yani meminta kepada masyarakat Gresik, diusia produktif, untuk menambah kemampuan dan keterampilan untuk menjawab kebutuhan dunia kerja.
Pemkab juga sudah menyiapkan kebijakan untuk mematangkan instrumen pengembangan SDM tersebut dengan menekankan aspek integrasi antara budaya, industri dan masyarakat.
“Tantangan kita semakin besar. Dengan percepatan kemajuan teknologi, tugas kita menyiapkan keterampilan semaksimal mungkin. termasuk ketrampilan bahasa asing,” ujarnya.
“Kami mengajak pada seluruh anak-anak muda yang ada di kabupaten Gresik siap berubah, Kalau tidak kita siapakan hari ini akan menjadi masalah yang besar,” sambung, Bupati kepada audince yang kebanyakan anak muda.
Selain itu, Ia menambahkan,dengan adanya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), di Kecamatan Manyar, banyak potensi yang perlu diserap. Tidak hanya terkait penyerapan tenaga kerja saja. Ada peluang lain seperti penyediaan logistik, Makan dan Minuman (Mamin) bagi pekerja. Hal itu, sudah diformulasikan Pemkab Gresik, untuk kemanfaatan masyarakat lokal melalui kerja sama dengan sektor UMKM lokal.
“Jadi tidak hanya soal tenaga kerja saja. Ekonomi kultur masyarakat juga harus disiapkan. Seperti mendorong produksi petambak Bandeng sebagai produk lokal. Itu menjadi satu ekositem yang mendukung adanya KEK,” jelasnya.
Ia juga meminta kepada seluruh stokeholder, termasuk Perguruan Tinggi, ikut mendorong menyiapkan SDM lokal yang kompeten siap bekerja sesuai kebutuhan industri, misal jurusan yang berkaitan dengan keterampilan teknik mesin.
Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Gresik, Ahmad Washil, menyampaikan konsep Gresik kedepan sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dengan slogan “Gresik Emas yang mendunia”. Slogan tersebut mengingat Kabupaten Gresik kedepan akan menjadi tumpuan ekonomi Jawa Timur.
“Salah satu yang kita siapkan yakni bahasa Asing, Bahasa Inggris dan Mandarin,” jelasnya.
Washil menerangkan, bahwa, Pemkab Gresik juga, sudah membuat regulasi yang mengakomodir kepentingan masyarakat lokal.
Setidaknya ada 2 komponen regulasi, pertama, terkait penyertaan kemitraan UMKM, kedua regulasi ketenagakerjaan yang mewajibkan perusaahaan untuk penyerapan warga lokal 60 persen.
“Sudah ada regulasi. Jadi tinggal kita manfaatkan untuk masuk,” jelasnya.
Lebih lanjut Washil, membeberkan, jika KEK di Manyar akan semakin banyak investor, industri yang masuk. Itu akan menambah peluang penyerapan tenaga kerja lokal.
“Ada industri baru nanti. Ada industri tembaga dan timah yang masuk. Ini bisa menambah peluang,” bebernya.
Sementara itu, di kesempatan yang sama Rektor UMG, Nadhirotul Lailly, menyampaikan, bahwa Kabupaten Gresik merupakan kota strategis yang punya keunggulan sebagai kota industri.
“Ada ribuan industri mikro hingga multinasional,” kata Nadhirotul. Namun menurutnya, keunggulan tersebut juga tidak lepas dari tantangan, yakni bagaimana potensi tersebut bisa berdaulat. bisa dimanfaatkan masyarakat lokal, terutama generasi Z.
Untuk itu, Ia berharap, masyarakat Gresik bisa punya empati sosial dan peran di komunitas masyarakat. Karena dunia pendidikan menurutnya masih belum cukup untuk mengasah soft skill ketika masuk ke dunia kerja.
“Tidak bisa dipungkiri dunia mahasiswa tidak cukup, butuh soft skill untuk menjadi modal di dunia kerja,” pungkasnya. (Adv/Moh Khoiron)