SITUBONDO, beritalima.com – Bupati Situbondo, Karna Suswandi beserta jajaran Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dispertangan) dan Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BBPadi Balitbang) Sumbang, melakukan panen calon Varietas Unggul Baru (VUB) Padi BK Situbondo, Senin (1/8/2022). Acara tersebut berlangsung di Desa Gelung, Kecamatan Panarukan.
Bupati 55 tahun ini mengatakan, VUB Padi BK Situbondo sudah memasuki tahap uji ke dua. Yakni uji lokasi. “Ada empat lokasi uji coba. Yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali. Untuk di Jatim ada di Situbondo, Blitar, Malang, serta Bojonegoro,” ucapnya.
Lebih lanjut, pria yang akrab disapa Bung Karna ini menjelaskan, di uji lokasi ini bibit padi tersebut bisa tumbuh dengan baik. “Alhamdulillah dalam satu hektar VUB Padi BK Situbondo bisa menghasilkan sekitar 9 ton gabah kering,” tambahnya.
Sehingga tinggal diuji di rumah kaca yang diberi hama dan penyakit. Bila pada tahap itu berhasil maka Pemkab Situbondo akan mendaftarkan VUB Padi BK Situbondo ke Kementerian Pertanian (Kementan) RI.
“Kami berharap bisa memperoleh SK pelemasan VUB Padi BK Situbondo dari Menteri Pertanian,” tegasnya.
Masa panen VUB Padi BK Situbondo juga lebih pendek bila dibandingkan dengan bibit padi lainnya. Yakni 75 hingga 80 hari dari penanaman. “Sehingga dalam satu tahun para petani bisa menanam padi empat kali,” bebernya.
Hadir dalam kegiatan tersebut Bupati Situbondo, Karna Suswandi, Kadispertangan, Haryadi Tejo Laksono, Kadiskominfo, Dadang Aries Bintoro, Asisten 1 Setdakab, Kholil, dan Jajara Balitbangtan.
Untuk diketahui, Pemkab Situbondo mengajak masyarakat dalam pemberantasan peredaran rokok ilegal di Kota Santri Pancasila. Sebab keberadaannya jelas merugikan negara, karena tidak ada pemasukan dari sektor cukai. Sehingga berdampak terhadap penerimaan pemerintah daerah dari DBHCHT.
Sekedar informasi DBHCHT Pemkab Situbondo tahun 2022 sebesar Rp55.748.515.000. Yang dikelola oleh beberapa OPD. Di antaranya Dinsos, Diskoperindag, Disnaker, Dispertangan, Dishub, dan Dinas PUPP, Satpol PP, RSUD dr Abdoer Rahem, RSUD Besuki, serta RSUD Asembagus.
Dana jumbo tersebut digunakan untuk pembangian BLT, pelatihan kerja, pembagian pupuk urea gratis kepada petani, pemasangan PJU, pembangunan RTLH, progam Tolop (tutup lubang -red), pembangunan jamban keluarga, progam sehat gratis (Sehati), penurunan angka stunting, pengadaan alat kesehatan (Alkes), rehap gedung rumah sakit, sosialisasi tentang cukai dan operasi pasar rokok ilegal. (ADV/BET)