Sedangkan persyaratan lainnya antara lain, siswa lulusan SMA/MA jurusan IPA atau siswa SMK jurusan teknik. Nilai rata-rata ujian (UAN+UAS) di atas 7, dengan ketentuan bahasa Inggris, matematika, dan fisika di atas 7. Selain syarat akademis, calon penerima beasiswa GMF Aero Asia harus memenuhi kriteria fisik bertinggi badan minimal 165 cm untuk pria, dan minimal 160 cm untuk wanita. Peserta harus dinyatakan sehat jasmani, tidak buta warna dan tidak berkacamata.
Kasubag Umum dan Kepegawaian Dinas Sosial Surabaya, Rosalia Retno Bintarti, mengatakan, para peminat beasiswa GMF Aero Asia wajib membawa berkas persyaratan meliputi fotokopi KTP, kartu keluarga, surat keterangan miskin dari kelurahan, surat pernyataan belum pernah kawin diketahui RT/RW, surat keterangan sehat yang dikeluarkan dokter pemerintah menyebutkan tidak buta warna, dan surat keterangan hasil ujian dari sekolah. “Semua berkas itu harus dibawa ke kantor Dinas Sosial, Jl. Arif Rahman Hakim No 131-133, Surabaya,” ujarnya, Rabu (18/5).
Lebih lanjut, Rosalia menjelaskan, bahwa setiap pelamar akan diverifikasi dan disurvei oleh Dinas Sosial. Hal ini guna memastikan agar penerima beasiswa benar-benar tepat sasaran. Setelah itu, mereka harus menjalani enam rangkaian tes, di antaranya, tes bahasa Inggris, psikotes tertulis, tes kesehatan, psikotes wawancara, user interview dan kesamaptaan. Rangkaian tes seleksi dilaksanakan oleh Akademi Teknik dan Keselamatan Penerbang (ATKP) Surabaya.
Dari hasil tes tersebut, ATKP dan GMF Aero Asia akan menentukan 24 nama yang berhak mengikuti pelatihan selama tujuh bulan dengan sistem ikatan dinas. Setelah lulus, peserta pelatihan akan bekerja di GMF Aero Asia untuk mengisi beberapa posisi, seperti teknisi pesawat, atau ground staff yang bertugas mengatur aktivitas penerbangan di bandara.
Rosalia menuturkan, ini merupakan kali pertama penyelenggaraan program beasiswa GMF Aero Asia. Pembiayaan selama pelatihan ditanggung bersama antara Pemkot dan GMF Aero Asia dengan komposisi 50-50.
Selain dengan GMF Aero Asia, Pemkot Surabaya juga menjalin kerjasama dengan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas (Pusdiklat Migas) berupa diklat juru las, diklat operator lantai bor, dan diklat lantai perawatan sumur. Namun, diklat Migas ini bukan berupa ikatan dinas, melainkan lebih kepada memberikan bekal keterampilan aplikatif untuk lulusan SMK teknik mesin atau SMA jurusan IPA.
Persyaratan mengikuti diklat ini hampir sama dengan pelatihan GMF Aero Asia. Yakni, diprioritaskan bagi warga Surabaya dari keluarga miskin berusia 17-22 tahun berjenis kelamin laki-laki.
Dijelaskan Rosalia, masing-masing diklat mempunyai kuota. Untuk diklat juru las 20 orang, diklat operator lantai bor 15 orang dan diklat lantai perawatan sumur 10 orang. Peserta akan mendapatkan sertifikat bila dinyatakan lulus diklat tersebut. “Jadi, sertifikat itu bisa jadi bekal berharga bagi para peserta untuk mencari pekerjaan,” kata alumnus Universitas Soegija Pranata, Semarang ini.
Pemkot Surabaya memang fokus pada pengembangan sumber daya manusia (SDM). Salah satu upaya yakni dengan menyelenggarakan berbagai program beasiswa keahlian khusus seperti beasiswa pilot. Program yang murni mengandalkan APBD Surabaya itu telah berjalan satu tahun dan diikuti oleh 5 warga Kota Pahlawan. Saat ini, para penerima beasiswa pilot sedang digembleng di Balai Pendidikan dan Pelatihan Penerbang (BP3) Banyuwangi.