MADIUN, beritalima.com- Upaya Pemerintah Kota Madiun, Jawa Timur, dalam menurunkan angka stunting, tidak main main. Bukti dari keseriusan itu yakni, anak stunting mendapatkan voucher sebesar Rp. 374 ribu/tiap anak, dam untuk ibu hamil sebesar Rp. 386 ribu. Jatah ini diberikan setiap satu minggu sekali dan dapat ditukarkan dengan bahan pangan bergizi di Warung Stop Sunting yang tersebar di seluruh kelurahan.
Untuk itu, Pemkot membuka Warung Stop Stunting (WSS) di tiap kelurahan untuk memudahkan orang tua anak stunting dan ibu hamil dalam berbelanja. Bahkan, saat berbelanja, masih ditambah Rp. 50 ribu.
Bukti lain dari keseriusan Pemkot, Walikota Madiun, H. Maidi, telah melaunching Warung Stop Stunting dalam acara “Gebyar Makan Bersama Anak Stunting Dengan Walikota”, di Ngrowo Bening, Selasa 18 Oktober 2022.
Dalam acara ini, walikota juga mengajak makan bersama dengan anak stunting. Pun, beberapa anak stunting disuapi langsung oleh Maidi.
“Karena itu, tiap minggu kita beri paket makanan bergizi. Ada yang sudah dimasak, ada juga yang bahan mentah,” terang H. Maidi.
Bahkan, lanjutnya, untuk menekan angka stunting, Pemkot Madiun juga memperhatikan ibu hamil, dengan memberikan voucher belanja di di Warung Stop Stunting, agar kebutuhan janin tercukupi.
“Ibu hamil tidak boleh memikirkan masalah uang belanja. Makanya kita cukupi agar janin tumbuh normal hingga dilahirkan. Dalam dua tiga bulan, kita anggarkan Rp. 5,4 milyar untuk mereka,” tambahnya.
Dengan penanganan yang serius ini, walikota menargetkan stunting di Kota Madiun sudah habis pada tahun 2024 mendatang.
“Untuk Kota Madiun, angka stunting kita dirangking 37. Kita kejar diurutan paling rendah. Makanya kita targetkan tuntas tahun 2024,” tandasnya.
“Makanya, ketika masih dalam kandungan kita beri gizi, setelah lahir, tetap kita beri gizi,” tambahnya.
Untuk diketahui, setidaknya di Kota Madiun ada 514 balita yang tercatat mengalami stunting. Sedangkan ibu hamil ada 408 orang. Totalnya, ada 922 balita stunting dan ibu hamil. (ADV/Dibyo).
H. Maidi (atas).