SURABAYA, beritalima.com | Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mendapat bantuan tiga alat canggih hasil karya Institut Teknologi Telkom Surabaya untuk penanganan Covid-19. Ketiga alat canggih itu, yakni Robot Service (Rose), bilik sterilisasi APD dan Crane Pemulasaran Jenazah Otomatis. Alat-alat tersebut diterima langsung oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di Halaman Balai Kota Surabaya, Rabu (13/5/2020).
Dalam kesempatan itu, Wali Kota Risma mengatakan, ketiga alat tersebut sangat membantu para tenaga kesehatan (nakes). Salah satunya adalah alat bilik sterilisasi APD. Menurut dia, secara teori dokter maupun perawat tidak akan terpapar karena sudah menggunakan alat pelindung diri (APD) lengkap.
“Namun mengapa masih bisa tertular? Saya pikir saat melepasnya itu dia harus steril dahulu. Sehingga virusnya sudah mati sebelum kita melepas APD tersebut,” kata Wali Kota Risma.
Wali Kota Risma menjelaskan, nantinya alat itu akan diletakkan di RSUD dr Sowandhie agar dapat membantu para nakes dalam menjalankan tugasnya sebagai garda terdepan penanganan Covid-19. Selain itu, alat itu juga diharapkan dapat menekan angka penularan pasien terhadap para nakes.
“Ini diharapkan memperkecil pertemuan antara nakes dan pasien. Sehingga memperkecil pula nakes tertular,” ungkapnya.
Sebelumnya, wali kota perempuan pertama di Kota Surabaya ini juga menyatakan sudah pernah berkoordinasi dengan jajarannya untuk membuat alat canggih yang dapat memudahkan pekerjaan medis seperti alat pengangkat jenazah otomatis. “Mudah-mudahan alat ini bisa membantu nakes lagi. Lebih aman dan bisa membantu saudara-saudara kita. Nanti mungkin DKRTH akan memuat peti ini supaya dapat membantu percepatan,” paparnya.
Di kesempatan yang sama, ia juga memberikan motivasi kepada para mahasiswa Institut Teknologi Telkom Surabaya agar terus berkarya dan tidak mudah puas dengan pencapaian yang diraih. Tidak hanya itu, Presiden UCLG Aspac ini pun menegaskan karya-karya pemuda inilah yang yang akan meneruskan kehidupan Indonesia.
“Indonesia tidak butuh kalian dari mana. Tapi negara ini butuh karya kalian agar kehidupan lebih baik. Kalau kalian tidak berkarya di situlah tidak akan ada kehidupan,” pesannya.
Sementara itu, Rektor IT Telkom Surabaya, Tri Arif Sarjono mengaku memberikan ketiga alat ini sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Pertama alat Rose. Robot tersebut dapat bergerak sendiri sesuai dengan perintah operator untuk membantu peletakkan barang-barang logistik. Seperti makanan, baju maupun obat-obatan. Alat ini sebelumnya sudah pernah dipresentasikan kepada Wali Kota Risma namun ada sedikit revisi dan disempurnakan kembali.
“Kedua, bilik sterilisasi APD yang lebih canggih dari pada sebelumnya. Sebab selain kedap (ada karet-karet dibagian pintu). Cairan yang sudah keluar dapat diserap oleh vakum yang menyedot sehingga aliran airnya sudah masuk ke vakum. Jadi tidak bingung airnya terbuang kemana,” jelasnya.
Berikutnya teknologi baru itu bernama Crane Pemulasaran Jenazah Otomatis. Arif menyebut, alat canggih itu dapat mengantarkan jenazah ke liang lahat tanpa ada kontak fisik secara langsung dengan petugas. Crane Pemulasaran Jenazah Otomatis terdiri dari tiga bagian. Bagian pertama yakni keranda yang berfungsi membawa peti jenazah dari ruang jenazah ke ambulans dan dari ambulans ke liang lahat yang digerakkan dengan konsol dan dipegang oleh operator.
“Bagian kedua bernama crane. Itu yang terpasang di atas liang lahat. Fungsinya untuk menurunkan peti mati dari keranda menuju liang lahat,” ungkapnya.
Untuk membawa peti jenazah ke atas liang lahat, Arif memastikan operator harus mengarahkan keranda mendekati liang lahat. Kemudian, operator beserta tim memasang rel roda keranda membujur di atas liang lahat agar crane dapat melintang di atas liang lahat.
“Lalu operator menaikkan keranda peti jenazah di atas liang lahat dengan menggunakan rel. Setelah diangkat baru keranda dan relnya dipindahkan supaya peti dapat masuk ke dalam liang lahat,” pungkas dia (*)