SURABAYA, Beritalima.com| Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya merespons cepat adanya anak usia 7 tahun yang mengalami cerebral palsy atau sakit pada saraf otak. Respons cepat itu dilakukan pemkot dengan memberikan intervensi langsung ke rumah Moch Aryadava Putra Qidzam.
Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Kota Surabaya, Rini Indriyani mewakili Wali Kota Eri Cahyadi, mendatangi langsung rumah kediaman Aryadava di Jalan Simo Katrungan Baru No 73, Kelurahan Petemon, Kecamatan Sawahan, Kota Surabaya, Selasa (15/2/2022).
Kedatangan Rini serta jajaran Dinas Sosial (Dinsos) dan kecamatan, kelurahan ini, untuk menyerahkan langsung sejumlah bantuan. Di antaranya, kursi roda khusus, pampers anak, susu, makanan frozen hingga kue kering. Kunjungan ini sekaligus untuk memberikan penguatan motivasi dan semangat kepada orang tua Aryadava. “Jadi adik Arya ini dia termasuk cerebral palsy, dia tidak bisa bergerak, sehingga kita harus beri intervensi,” kata Rini Indriyani seusai menyerahkan bantuan.
Selain memberikan bantuan secara langsung, Rini menyatakan, bahwa pemkot sebelumnya juga sempat merujuk Arya agar mendapatkan perawatan secara intensif ke RSUD dr Soewandhie. “Tetapi, karena Arya tergolong sakit khusus, maka kemudian harus dirujuk ke RSUD dr Soetomo,” imbuhnya.
Sedangkan orang tua Arya sendiri, juga tercatat Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Keluarganya pun sebelumnya juga telah mendapatkan sejumlah intervensi bantuan sosial. Mulai dari, Bantuan Sosial Tunai (BST), Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan program permakanan dari kelurahan. “Kita juga berikan kursi roda khusus. Jadi karena anak ini tidak bisa duduk dan berdiri dengan tegak. Sehingga dengan kursi roda khusus ini dia bisa menampung berat badannya,” katanya.
Bantuan kursi roda adaptif tersebut, merupakan hasil pengajuan Dinsos Surabaya ke Balai Besar Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Fisik Prof Dr Soeharso, Surakarta. Melalui kursi roda khusus ini, Rini berharap, dapat membantu Arya ketika ingin beraktivitas ke luar rumah. “Sehingga dia bisa beraktivitas ke luar rumah bersama mamanya. Mohon doanya semua agar adik Arya ini segera sembuh. Matur nuwun (terima kasih) juga kepada seluruh pihak yang sudah mensupport dan membantu warga kami,” tuturnya.
Tak lupa, istri Wali Kota Eri Cahyadi ini juga mengimbau masyarakat agar dapat menginformasikan apabila menemukan hal serupa. Apabila masyarakat menjumpai kasus-kasus sosial lain juga bisa disampaikan lewat kader, kelurahan atau puskesmas agar di entry ke aplikasi Sayang Warga.
“Kepada seluruh masyarakat Surabaya, kalau melihat ada tetangga, saudara yang memang membutuhkan bantuan seperti adik Arya ini silahkan laporkan ke pemkot agar bisa kita beri intervensi semaksimal mungkin,” pesan dia.
Hal yang sama juga disampaikan Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Surabaya, Anna Fajriatin. Dia berharap, warga dapat memberikan informasi kepada pemkot ketika melihat adanya tetangga yang mengalami kondisi seperti adik Arya. “Siapapun yang memberikan informasi itu kita akan melakukan outreach (deteksi dini) dan kemudian kita akan coba cek apa kebutuhannya,” kata Anna.
Termasuk pula intervensi yang dilakukan pemkot kepada putra dari pasangan keluarga Asmoi dan Siti Maesaroh. Ketika awal dilakukan outreach, kebutuhan yang paling urgent untuk adik Arya adalah kursi roda cerebral palsy. “Kita cek keluarga sudah tercatat MBR dan mendapatkan sejumlah bantuan sosial. Di awal, Bu Rini juga mengarahkan agar memberikan bantuan sembako,” ujarnya.
Anna menyatakan, bahwa saat di awal melakukan outreach, pihaknya berencana memberikan kursi roda kepada Arya. Namun, karena kursi roda yang dibutuhkan Arya harus memiliki spesifikasi khusus, maka kebutuhan itu kemudian disampaikannya kepada Balai Besar Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Fisik Prof Dr Soeharso, Surakarta.
“Jadi kursi roda ini memang didesain khusus oleh orang-orang disabilitas yang sama kondisinya, sehingga kami komunikasikan ke Balai Besar Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Fisik Prof Dr Soeharso, Surakarta. Nah, hal-hal seperti ini kami juga diminta Ibu Rini agar sering berkolaborasi dan berjejaring dengan instansi yang lain,” ujarnya.
Untuk ke depannya, Anna memastikan, bahwa intervensi yang dilakukan pemkot tak hanya berhenti sekarang. Bahkan, terkait perawatan medis, pemkot melalui puskesmas akan terus melakukan pendampingan dan pemantauan kondisi kesehatan Arya. “Artinya, pendampingan ini tidak hanya berhenti sekarang. Pemkot melalui Dinas Kesehatan atau Puskesmas juga siap melakukan antar jemput Arya ketika membutuhkan ambulance untuk ke rumah sakit,” terangnya.
Siti Maesaroh, ibunda dari Aryadava, rupanya tak bisa menyembunyikan kebahagiaannya. Dia mengaku senang, Ketua TP PKK Surabaya datang langsung ke rumahnya untuk menyerahkan bantuan sembari memberikan motivasi dan semangat. “Alhamdulilah, terima kasih banyak, saya senang anak saya diperhatikan Pak Wali Kota,” kata Maesaroh.
Dia juga mengaku bersyukur menerima sejumlah bantuan yang diserahkan langsung istri Wali Kota Eri Cahyadi. Mulai dari sembako, keperluan untuk anaknya seperti pampers dan susu. “Lalu ada kursi roda trolley medis yang bisa banyak multi fungsinya,” ungkap dia.
Maesaroh mengungkapan, bahwa putranya tersebut, mengalami cerebral palsy sejak menginjak usia satu tahun. Berbagai ikhtiar untuk mengobati putranya pun telah dilakukan bersama sang suami. Baik itu melalui pengobatan medis ke rumah sakit maupun alternatif. “Untuk Bapak Wali Kota, Ibu Rini, dan pemerintah, terima kasih banyak atas perhatian dan bantuan yang sudah diberikan kepada anak saya. Semoga Allah yang membalas,” tutup Maesaroh sembari meneteskan air mata. (*)