SURABAYA, Beritalima.com | Dua mobil laboratorium dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang sedianya diperbantukan khusus untuk Kota Surabaya, ternyata dialihkan ke daerah lain oleh Gugus Tugas Jawa Timur. Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya pun menyesalkan tindakan tersebut.
Mendengar kabar tersebut, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini langsung berkoordinasi dan menghubungi berbagai pihak yang telah dimintai bantuan untuk mendatangkan mobil laboratorium tersebut. Bahkan, ia melaporkan kejadian tersebut kepada Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo.
Saat itu, Wali Kota Risma juga menunjukkan bukti chat WhatApp antara dirinya dengan Doni. Dalam chat tersebut jelas bahwa Wali Kota Risma yang memohon bantuan alat fast lab untuk Kota Surabaya. Doni pun menyanggupinya dan berjanji akan mempercepat proses pengirimannya.
Dalam chat tersebut, Wali Kota Risma juga melaporkan bahwa mobil bantuan itu dialihkan ke daerah lain, sehingga Surabaya tidak bisa menggunakan mobil tersebut. Doni pun berjanji mengecek keberadaan mobil tersebut karena memang dua mobil bantuan itu diprioritaskan untuk Kota Surabaya.
“Temen-temen lihat sendiri kan, ini bukti permohonan saya dengan Pak Doni, jadi ini saya sendiri yang memohon kepada beliau. Kasihan pasien-pasien yang sudah menunggu,” kata Wali Kota Risma sambil menunjukkan chat dengan Doni.
Sementara itu, Koordinator Bidang Pencegahan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya Febria Rachmanita menjelaskan sebetulnya pada Hari Kamis kemarin, Surabaya sudah akan dibantu mobil laboratorium itu. Awalnya, akan langsung dipergunakan untuk pasien yang menjalani karantina di Hotel Asrama Haji dan Dupak Masigit yang di situ ada warga dari Krembangan Selatan.
“Jadi, bantuan dari BNPB itu dua unit mobil laboratorium dan sudah kami tentukan titik-titiknya selama mobil itu berada lima hari di Kota Surabaya. Masing-masing titik itu kami siapkan 200 orang untuk dilakukan tes swab. Mereka itu yang belum dites swab dan waktunya swab ulang, supaya cepat selesai penanganannya,” kata Feny-sapaan Febria Rachmanita.
Namun, waktu itu diundur pukul 13.00 WIB karena mobil itu dialihkan dulu ke Rumah Sakit Unair dan tidak langsung ke Hotel Asrama Haji. Karena dijadwalkan pukul 13.00 WIB, kemudian para pasien di Hotel Asrama Haji dipersiapkan mulai sekitar pukul 12.30 WIB dengan tetap mengikuti protokol kesehatan.
“Ternyata, mobil itu tidak datang-datang hingga kami menunggu 5 jaman dan mobil itu baru datang sekitar pukul 18.30 WIB. Dan ternyata kemarin dua mobil itu dibawa ke Unair satu dan satu mobil lagi dibawa ke daerah lain,” tegasnya.
Feny memastikan bahwa Kamis kemarin, Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Penanganan Covid-19 di Jatim dr Joni Wahyuadi sudah menjanjikan setelah dari daerah lain itu, mobil itu akan ke Surabaya, sehingga disiapkanlah warga di Kelurahan Tanah Kali Kedinding sebanyak 200 orang untuk dilakukan tes swab.
“Kami sudah siapkan sejak pukul 07.00 WIB dan warga sangat antusiasi untuk mengikuti tes tersebut. Tapi tak lama kemudian saya mendapatkan kabar bahwa dua mobil itu sama-sama dialihkan ke luar daerah. Akhirnya, kami dua kali membubarkan pasien untuk melakukan tes swab,” katanya.
Oleh karena itu, ia sangat menyesalkan sikap tersebut. Sebab, pihaknya sudah merayu pasien-pasien itu untuk melakukan pemeriksaan swab, tapi mereka harus dibubarkan karena mobilnya tidak datang. “Kami sangat menyesalkan itu, bisa-bisa nanti kami tidak dipercaya lagi oleh para pasien ini. Apalagi ini harus bergerak cepat supaya segera tertangani dan pasien tidak menunggu,” imbuhnya.
Padahal, Feny memastikan bahwa apabila dua mobil itu sejak awal berada di Surabaya dan bisa melakukan tes swab di Surabaya, maka besar kemungkinan akan selesai dites semuanya. Sebab, pemkot sudah menyiapkan semua titik yang akan dikunjungi oleh mobil tersebut. “Jadi, kami sudah menyiapkan semua titik-titik itu selama lima hari berada di Surabaya. Rencananya, kami juga akan melakukan tes swab melalui mobil itu di Gelora Pancasila, Gelora Tambaksari, BDH, Manukan dan beberapa tempat lainnya,” pungkasnya. (*)