SURABAYA, beritalima.com | Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya tidak punya kewenangan untuk menolak datangnya kapal Pesiar Viking Sun yang rencananya bakal bersandar di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya pada Jum’at, (6/03/2020). Kapal berbendera Norwegia itu mengangkut sekitar 1.300 orang, baik penumpang maupun awak kapal. Rata-rata penumpang dari Australia dan London.
Meski begitu, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sudah menyiapkan berbagai antisipasi ketika kapal pesiar itu bersandar di Surabaya. Ia mengaku sudah intens berkomunikasi dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Kedubes dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Timur. Koordinasi ini dilakukan sebagai langkah antisipasi dan pencegahan virus corona yang barangkali dibawa oleh penumpang kapal pesiar ini.
“Jadi sebelum mereka (penumpang kapal pesiar) mendarat, akan ada pemeriksaan semuanya secara menyeluruh,” kata Wali Kota Risma.
Bahkan, Presiden UCLG Aspac ini memastikan sudah menyiapkan peralatan-peralatan beserta Satgas Kesehatan yang bertugas memeriksa seluruh penumpang kapal pesiar yang turun di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.
“Kita juga siapkan peralatan-peralatan di pelabuhan. Kalau misalkan ada indikasi, maka langsung kita tidak bisa turun. Tapi kalau tidak ada apa-apa, ya tidak apa-apa,” terangnya.
Menurutnya, Satgas Kesehatan ini telah lama terbentuk saat ia membuat surat edaran ke warga beberapa waktu lalu. “Kita sudah bentuk Satgas saat saya buat edaran ke warga. Jadi tidak hanya RS milik pemerintah, tapi seluruh RS yang ada di Surabaya siap menangani,” tegasnya.
Ia juga menjelaskan bahwa sebelum bersandar di Pelabuhan Tanjung Perak, kapal pesiar itu akan bersandar dulu di Pulau Karangjamuang. Di pulau itu, akan ada pemeriksaan terlebih dahulu. “Begitu ada panas dan gejala (virus corona), maka kapal tidak jadi mendarat. Ada tim di sana dan itu bukan dari kami, tapi kami terus konsultasikan dengan Kemenkes dan Dinas Kesehatan Provinsi. Kita tidak boleh menolak jika tidak ada gejala,” tegasnya.
Di samping itu, Wali Kota Risma juga menegaskan akan terus memberikan fasilitas cuci tangan di berbagai taman dan sekolah di Surabaya. Ia berharap fasilitas cuci tangan ini segera dilakukan, karena memang beberapa sekolah sudah ada yang dipasangi. “Ini penting, salah satunya untuk menjaga sistem imun kita, lingkungan kita harus bersih, kita juga siapkan untuk minum-minuman,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Surabaya, Antiek Sugiharti menyampaikan, selama waktu sandar di Kota Surabaya, para penumpang kapal akan melakukan aktifitas wisata yang terbagi sesuai dengan paket yang dijual oleh tour operator (Destination Asia Indonesia).
“Selain melakukan tour di Surabaya, penumpang kapal juga ada yang melakukan kunjungan di luar Kota Surabaya dengan estimasi peserta sejumlah 75 orang,” kata Antiek.
Kendati demikian, Antiek juga memastikan, bahwa Pemkot Surabaya telah berkoordinasi dengan pihak pengelola objek wisata serta beberapa instansi terkait. Yakni, Pelindo III, Kantor Kesehatan Pelabuhan Tanjung Perak, Dinkes Provinsi Jatim, serta Kementerian Kesehatan. Hal ini terkait screening antisipasi terhadap wabah virus COVID-19.
“Pemeriksaan kesehatan tak hanya dilakukan kepada penumpang, tapi juga kepada crew kapal pesiar oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) sesuai dengan SOP dari Kementerian Kesehatan,” pungkasnya. (*)