SURABAYA, beritalima.com | Kiprah Pemprov Jawa Timur dalam melaksanakan Program pengentasan kemiskinan khususnya melalui Program Keluarga Harapan (PKH) telah membuahkan prestasi di tingkat nasional. Kesuksesannya tersebut membuat Jawa Timur memperoleh Penghargaan Provinsi yang berhasil mewujudkan Graduasi Keluarga Penerima Manfaat Program Keluarga Harapan (KPM PKH).
Penghargaan tersebut diserahkan langsung Menteri Sosial RI Juliari P. Batubara kepada Gubernur Jatim yang diwakili Plt. Kepala Dinas Sosial Provinsi Jatim Suban Wahyudiono dalam Malam Puncak Penganugerahan Program Keluarga Harapan (PKH) Tahun 2019 di Makassar, Rabu (27/11) malam.
Provinsi Jawa Timur dinilai berhasil mewujudkan graduasi dan komplementaritas PKH. Indikator utama penilaian dilihat dari presentase graduasi mandiri dan tertib NIK bagi anggota KPM yang tercatat dalam e-PKH.
Graduasi mandiri Keluarga Penerima Manfaat (KPM) PKH termasuk di dalam kategori penghargaan karena dianggap sebagai salah satu indikator keberhasilan PKH. Ini artinya, tujuan utama PKH untuk perubahan perilaku menjadi produktif dan mandiri sudah berhasil tercapai.
Sementara NIK menjadi aspek penting lainnya sebagai nomor pengenal yang menjadi basis teraksesnya KPM ke berbagai program komplementaritas bansos lainnya dan instrumen untuk memantau ketepatan dalam penyaluran bantuan.
Dari total 11 kategori penghargaan yang diserahkan dalam kegiatan tersebut, Provinsi Jatim berhasil meraih 6 kategori penghargaan. Diantaranya Jatim sebagai Provinsi dengan Persentase Graduasi Tertinggi dan Pembubuhan NIK Terbanyak; Duta PKH 2019 diraih oleh Radita Karisma dari Kabupaten Jember; Koordinator Kabupaten Teladan diraih oleh Diana Tri Ratnaningtyas dari Kabupaten Gresik dan Rony Endik Himawan Kabupaten Malang.
Selain itu juga Pendamping Teladan diraih oleh Ceria Firdaus dari Kabupaten Pasuruan; Administrator Pangkalan Data (APD) Kabupaten/Kota diraih oleh Arief Rahardjo Poetra (Kota Surabaya); serta Anak Keluarga Penerima Manfaat (KPM) berprestasi diraih oleh Anton Kusuma (Kabupaten Malang: karya ilmiah, desain poster) dan Ayu Tria Andriyani (Banyuwangi:cabang olah raga Mountain Bike )
Menanggapi penghargaan tersebut, Gubernur Khofifah mengapresiasi seluruh pihak termasuk pendamping PKH dan seluruh stakeholders yang telah bekerja keras dan membantu penyaluran PKH hingga tepat sasaran pada penerima manfaat.
“Penghargaan ini merupakan kebanggaan tersendiri bagi Jawa Timur dan sekaligus penyemangat kinerja bagi SDM PKH yang belum berhasil mendapat Penghargaan. Selamat kepada juga kepada Kabupaten/Kota di Jatim yang telah meraih penghargaan dari Mensos. Ini merupakan kerja keras dari seluruh pihak yang menyukseskan program.pengentasan kemiskinan khususnya melalui PKH di Jatim,” ujar gubernur perempuan pertama di Jatim.
Di Jatim sendiri, jelasnya, PKH Plus merupakan salah satu program utama dari Nawa Bhakti Satya, khususnya “Jatim Sejahtera”. Program ini merupakan pemberian bantuan sosial bersyarat kepada keluarga dan atau warga miskin dan rentan, yang terdaftar dalam data terpadu program penanganan fakir miskin.
Program ini merupakan inisiasi dari dirinya dalam rangka pengentasan kemiskinan dan mengurangj diparitas dimana kemiskinan di pedesaan di Jawa Timur begitu tinggi sebesar 14,43 persen.
Tujuan PKH Plus, imbuhnya, adalah untuk meningkatkan taraf hidup, mengentaskan kemiskinan para lansia, dan keluarga kurang mampu melalui akses layanan pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan sosial; serta mengurangi beban pengeluaran. Program ini memberikan perhatian khusus kepada lansia terlantar, perempuan kepala keluarga rentan, dan penyandang disabilitas.
Khofifah juga berharap agar koordinator kabupaten (Koorkab) maupun pendamping PKH di setiap daerah bisa menuliskan testimoni keberhasilan KPM dalam pemanfaatan bantuan non tunai yang di wilayahnya masing-masing. Sebab, saat ini keberhasilan PKH memberikan bantuan dengan format pembayaran non tunai telah diadopsi Bank Dunia.
*Kemensos Tanpa SDM PKH Tidak Berarti Apa-apa*
Dalam sambutannya di hadapan ratusan peserta yang hadir, Mensos Ari, begitu sapaan akrabnya, mengatakan bahwa SDM PKH memiliki andil besar terhadap kesuksesan Kemensos.
“Sahabat-sahabat saya SDM PKH, kalian adalah pejuang-pejuang bangsa, ujung tombak dari Kemensos. Tanpa kalian, program-program yang diamanatkan kepada Kemensos tidak akan berarti apa-apa”, kata Ari.
Untuk itu, Kementerian Sosial melalui Direktorat Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial secara khusus menyelenggarakan acara apresiasi untuk menghargai SDM PKH yang telah bekerja keras melakukan pendampingan di lapangan.
“Kehadiran kita malam hari ini, tidak hanya sekedar memberikan penghargaan tapi juga untuk merenungkan bahwa negara yang kita cintai ini, ke depannya, harus lebih maju”, ujar Ari.
Sesuai dengan narasi yang dibuat oleh Presiden RI, Joko Widodo, lanjut Ari, Indonesia Maju, hanya bisa terealiasi jika semua pihak mau untuk maju bersama. Tidak ada negara maju yang meributkan soal identitas dan perbedaan.
“Kita perangi bersama karena musuh utama kita adalah kemiskinan. Segala bentuk radikalisme, terorisme, semua itu akarnya dari kemiskinan sehingga kita wajib mengentaskan kemiskinan, dan ini sudah ditunjukkan melalui peran hebat SDM PKH”, paparnya.
Hadir dalam acara malam puncak penganugerahan, anggota dewan Komisi VIII DPR RI, Samsu Niang, M. Rapsel Ali, Walikota Makassar, Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota terpilih, Direktur Kementerian Keuangan, hingga mitra kerja Kemensos dari Himpunan Bank Negara (Himbara), serta mitra lembaga dan media massa. Selain itu, ruangan juga diramaikan oleh SDM PKH dari berbagai daerah, sehingga jumlah peserta keseluruhan mencapai sekitar 500 orang.
Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan motivasi bagi seluruh pihak baik pemerintah pusat dan daerah serta peningkatan kinerja SDM PKH untuk mewujudkan KPM graduasi mandiri.
“Saya ucapkan selamat kepada Pemerintah daerah Provinsi dan Kabupaten/kota yang telah berhasil menggraduasi KPM PKH. SDM PKH yang menunjukan kinerja prositif dan mitra kerja yang berperan aktif untuk kemajuan program,” kata Mensos.