KUPANG, beritalima.com – Pemerintah Pusat berencana tahun ini akan membuka layanan penyeberangan Internasional kapal feri yang menghubungkan Maritaing di kecamatan Alor Timur, Nusa Tenggara Timur dengan Dili, Timor Leste.
Hal ini dilakukan agar daerah – daerah sekitar Alor, Lembata dan Flores bisa terkoneksi dengan Timor Leste, tanpa harus melalui darat. Karena masing – masing daerah punya potensi perdagangan, yaitu dimana NTT punya potensi dibidang peternakan dan pertanian untuk saling mengisi. Begitu pula di Timor Leste punya potensi perdagangan.
“ Bapak Gubernur meminta kita (Dinas Perhubungan Provinsi NTT, red) supaya bersama – sama dengan mitra PT. ASDP membuka lintasan penyeberangan Internasional Maritaing – Dili. Kenapa kita harus buka lintasan penyeberangan Internasional Maritaing – Dilli?, Maritaing ini adalah satu lokasi prioritas batas laut antar negara. Selama ini, kita kenal Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Motaain, PLBN Motamasin, PLBN Wini, dan nanti mau dibangun lagi dua PLBN, yaitu di Napan dan Oepoli,” kata Kepala Dinas Perhubungan NTT, Isyak Nuka kepada Berita Lima di ruang kerjanya, Selasa (19/2).
Sedangkan batas laut sampai dengan saat ini belum ditetapkan antara Timor Leste dan Indonesia, sehingga Gubernur NTT memandang perlu harus membuka lintasan penyeberangan NTT – Dilli, khususnya Maritaing.
Menurut Isyak, beberapa waktu lalu Wakil Gubernur Joseph Nae Soi, sudah bicarakan hal ini di Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPB) RI di Jakarta. “ Pemerintah Pusat, menyambut baik gagasan Gubernur. Dan dua minggu ke depan akan ada pertemuan lanjutan untuk mematangkan pembukaan penyeberangan Maritaing – Dili, kata Isyak.
Menurut Isyak, dari pihak operator dalam hal ini ASPD sudah siap kapan saja, karena ini berhubungan antar negara maka menjadi kewenangan pemerintah pusat.
Kalau pemerintah pusat sudah setujui penyeberangan Maritaing – Dili, diharapkam tahun 2020 sudah ada intevsendi dari pemerintah pusat untuk membangun palabuhan feri di Maritaing.
“ Memang di Maritaing sudah ada pelabuhan laut, tapi tidak cocok untuk penyeberangan. Jadi kita harus membangun di sebelahnya,” ujarnya.
Dijelaskan Isyak, antara Maritaing dengan Dili ada hubungan sosial dan hubungan persaudaraan. “ Banyak saudara – saudara kita di Dili dan sekitarnya maupun di Maritaing, selama ini mereka juga melakukan hubungan lintas, bakar lilin misalnya. Dimana banyak nenek moyang juga yang dikubur di Timor Leste maupun di Maritaing,” kata Isyak menambahkan.
Dalam kunjungan Gubernur Viktor Laiskodat ke Oekusi pada 10 Desember 2018 lalu, kata Isyak, ada tanggapan positif dari pemerintah Timor Leste. “ Jadi di Timor Leste pada prinsipnya mereka sudah siap, baik pelabuhan maupun kapalnya. Selama ini mereka punya kapal menyeberang dari Dili – Makasar mungkin membutuhkan waktu semalam, sementara kalau di Maritaing hanya butuh waktu dua jam,” jelas Isyak. (L. Ng. Mbuhang)