KUPANG, beritalima.com – Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur dengan Pemerintah Provinsi Bengkulu dan Seknas Badan Usama Milik Petani (BUMP) menandatangani Kesepakatan Bersama (Memorandum of Understanding) tentang Pengembangan Ternak Sapi Melalui Penguatan Kelembagaan Ekonomi Petani di Kupang, Selasa (7/11).
Penandatanganan Kesepakatan Bersama tersebut, dilakukan oleh Gubernur NTT, Frans Lebu Raya dengan Plt. Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah dan Seknas BUMP, Sugeng Edy Waluyo di Ruang Rapat Gubernur NTT, dan disaksikan Kepala BI Perwakilan NTT, Tigor Naek Sinaga serta Pimpinan OPD Provinsi NTT dan Bengkulu.
Dalam sambutannya, Frans Leburaya memberikan apresiasi tinggi kepada Plt Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah yang sudah datang jauh – jauh ke NTT.
Lebu Raya menambahkan, kerjasama tersebut tidak hanya sebatas tertulis di atas kertas saja, namun tindak lanjut ke depan akan terus terjalin agar dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Bengkulu maupun masyarakat NTT.
“ Kami sedang membangun NTT sebagai provinsi ternak. Sejak Tahun 2008, kita bertekad mengembalikan NTT sebagai provinsi ternak. Karena dulu NTT ini dikenal sebagai gudang ternak. Kemudian terjadi penurunan populasi yang cukup tajam sampai Tahun 2008, kira – kira populasi sapi kurang lebih 450 ribu ekor. Kemudian beberapa tahun terakhir populasi ternak meningkat sehingga saat ini mencapai 1 juta lebih ekor populasi di NTT”, kata Lebu Raya.
Plt Gubernur Bengkulu, Rohidin menyampaikan terima kasih kepada Gubernur NTT Frans Lebu Raya beserta jajarannya yang telah menerima kedatangan mereka ke NTT.
Sebelum penandatanganan MoU dilakukan, Plt. Gubernur Bengkulu bersama Kadis Peternakan NTT, Danny Suhadi berkunjung dan memantau langsung lokasi budidaya dan ternak sapi di Desa Camplong II, Kecamatan Fatule’u, Kabupaten Kupang.
“ Kami langsung bertemu dengan masyarakat dan peternak yang mereka begitu semangat yang sudah melakukan pembinaan – pembinaan kerjasama dengan BUMP melalui Seknas BUMP”, kata Rohidin.
Dari sisi potensi kata Rohidin, rasanya seluruh provinsi di Indonesia sudah menikmati daging sapi NTT termasuk Bengkulu. “ Kalau beberapa tahun lalu, kita sudah mendapatkan kiriman satu kapal (500 ekor) langsung dari NTT ke pelabuhan Bengkulu. Kita melihat bahwa memang bibit unggul sapi potong di NTT luar biasa. Sementara di Bengkulu memiliki keunggulan ketersediaan pakan. Karena Bengkulu itu adalah salah satu keunggulannya adalah perkebunan kelapa sawit”, katanya.
“ Saya kira keunggulan dari sisi bibit dengan ketersediaan lahan dan bahan pakan menjadi kombinasi yang sangat bagus. Apalagi kemudian kerjasama ini akan difasilitasi, dibina dan didukung langsung oleh Badan Usaha Milik Petani (BUMP)”, kata Rohidin menambahkan.
Dari kerjasama, diharapkan nanti betul – betul akan produktif, sehingga memperbaiki ekonomi makro daerah NTT dan Bengkulu. Kemudian secara mikro bisa memperbaiki tingkat pendapatan petani. (L. Ng. Mbuhang)