Pemulihan dan Pengembangan Destinasi Prioritas, Hetifah Ingatkan Hak Disabilitas dan Lansia

  • Whatsapp

JAKARTA, Beritalima.com– Wakil Ketua Komisi X DPR RI sekaligus Ketua Panitia Kerja (Panja) Pemulihan Parawisata, Dr Hj Hetifah Sjaifudian mengapresiasi kerja dan sinergi yang telah dilakukan untuk pemulihan pariwisata di lima destinasi super prioritas.

“Ada ratusan ribu orang bekerja di sektor pariwisata. Karena itu, kebijakan harus dipikirkan secara matang. Substansi dan data yang telah diberikan menjadi rujukan kami dalam penyusunan rekomendasi Panja Pemulihan Pariwisata. Rekomendasi itu bakal kami berikan kepada Kemenparekraf,” ujar Hetifah.

Hal tersebut dikatakan Hetifah ketika memimpin Panja dengan jajaran eselon I Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Kementerian Koperasi Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM), Kementerian Informasi (Kominfo) dan Direksi PT Kereta Api Indonesia (KAI) di Gedung Nusantara I Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (8/7) siang.

Pada kesempatan itu, wakil rakyat Kalimantan Timur ini mengingatkan pentingnya fasilitas dengan protokol kesehatan yang dapat menjangkau segala kalangan. “Mendengar pemaparan Bapak-bapak sekalian, saya menjadi optimis, destinasi wisata kita bertahan di tengah pandemi ini dan bangkit dari keterpurukan. Mohon dipastikan sosialisasi protokol kesehatan maupun ketersediaan fasilitas, harus dapat menjangkau penyandang disabilitas, ramah anak, dan lansia,” kata dia.

Direktur Pengendalian Pos&Informatika Kemenkominfo, Ismail menyampaikan recana pengembangan 5G di destinasi prioritas. Pihaknya sedang menyiapkan frekuensi untuk 5G. Destinasi Wisata Super Prioritas akan termasuk ke dalam daftar lokasi implementasi awal 5G di Indonesia.

“Layanan 5G mampu menghadirkan media promosi baru berupa wisata virtual dan memperkaya experience wisatawan, melalui teknologi Augmented Reality (AR), Virtual Reality (VR), atau Mixed Reality (MR).”

Dirut Garuda, Irfan Setiaputra menyampaikan pentingnya peningkatan kepercayaan penumpang. “Akibat Covid-19, larangan berpergian baik di Indonesia maupun negara asal wisatawan menyebabkan penurunan cukup signifikan terhadap jumlah kedatangan wisman ke Indonesia.

Penumpang lokal terbagi tiga klasifikasi, yaitu klasifikasi harus terbang, sosialisasi, dan berlibur. Sampai saat ini, penumpang yang terbang hanya klasifikasi 1, yaitu harus terbang. “Penting bagi kita untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat klasifikasi 2 dan 3 untuk terbang lagi,” demikian Irfan Setiaputra. (akhir)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait