Penasehat Militer RI untuk PBB : Indonesia Battalion – Unifil, Penentu Keamanan Diperbatasan Lebanon – Israel

  • Whatsapp

Pemerintah Republik Indonesia terlibat langsung dan mengambil peran strategis dalam upaya meredam konflik yang terjadi antara Lebanon dan Israel dengan mengirimkan Pasukan Batalyon Garuda Indonesia ke Unifil – Lebanon sejak tahun 2006 sebagai bagian dari Kontingen Indonesia yang bertugas di wilayah Perbatasan Timur antara Lebanon dan Israel.

Hal tersebut dikatakan Penasehat Militer Perwakilan Tetap Republik Indonesia untuk PBB di New York, Brigjen TNI Fulad, S.Sos, M.Si, beberapa waktu lalu pada saat mengunjungi Satgas Indonesia Battalion (Indobatt) yang berada di UNP 7-1 Adshit Al Qusayr, Lebanon Selatan.

“Kontingen Batalyon Garuda Indonesia yang berada di UNP 7-1 Adshit Al Qusayr, Lebanon Selatan merupakan penentu keamanan diperbatasan Timur antara Lebanon-Israel, hal ini dikarenakan keberadaan Satgas Batalyon Indonesia sangat diterima oleh rakyat Lebanon,” katanya.

Brigjen TNI Fulad menjelaskan bahwa wilayah perbatasan Timur Lebanon-Israel merupakan wilayah yang paling rawan mengingat berulang kali terjadi kontak tembak antara Lebanese Armed Force dan Israel Defence Force. Bentrokan paling berdarah yang mengakibatkan terjadi perang selama 34 hari antara Lebanon-Israel bermula dari dibunuhnya seorang gadis remaja yang sedang menggembala ternak dan dituduh hewan ternaknya melewati blue line yang dianggap memasuki wilayah yang di klaim Israel. Akibat perang itulah Lebanon yang didukung oleh Hizbullah berhasil memukul mundur Pasukan Israel, dan hal itu menjadi tonggak sejarah baru kekuatan Hizbullah yang tidak bisa dianggap enteng oleh Israel.

“Setelah Israel di pukul mundur oleh Hizbullah dalam perang 34 hari, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memberikan tawaran kepada Negara-negara Troop Contributing Country dari berbagai negara untuk berpartisipasi dalam menjaga wilayah tersebut,” ungkapnya.

Selanjutnya Brigjen TNI Fulad mengatakan bahwa Indonesia menjadi salah satu Kontingen yang dipilih oleh PBB untuk menjaga perbatasan tersebut, mengingat Kontingen Indonesia merupakan Kontingen yang mayoritas beragama Islam dan paling bisa diterima oleh masyarakat Lebanon Timur. “Sementara itu, untuk menjaga keseimbangan yang bisa menjembatani bila terjadi konflik antara Lebanon dengan Israel maka PBB mengirimkan Kontingen Batalyon dari Perancis, mengingat Indonesia sampai saat ini tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel,” tuturnya.

Pada kesempatan kunjungan ke Satgas Batalyon Garuda Indonesia tersebut, Penmil PTRI New York memberikan berbagai macam informasi mengenai perkembangan penugasan Misi PBB yang digelar diseluruh dunia termasuk Unamid-Sudan, Monusco-DR. Congo, Minusca-Central of Africa, Unmiss dan Misi lainnya.

Dikatakan bahwa selama ini pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh satgas Batalyon Indonesia selalu mendapat apresiasi yang tinggi dari United Nations, di New York karena bisa menjalin komunikasi yang intensif dengan masyarakat setempat dibantu dengan pelaksanaan CIMIC (Civilians Military Coordination). dengan mengenalkan budaya dan kearifan lokal Indonesia yang dapat diterima oleh masyarakat setempat.

“Selaku Penasehat Militer RI untuk PBB saya merasa bangga bahwa tugas yang dibebankan oleh PBB dapat dilaksanakan dengan baik sekaligus menjadi duta bangsa Indonesia serta sebagai sarana diplomasi Militer TNI kepada sesama Pasukan Pemelihara Perdamaian yang bertugas di Unifil – Lebanon. Penmil juga berharap agar pelaksanaan tugas yang sudah mendapat apresiasi dan diterima oleh rakyat setempat hendaknya dipertahankan sampai berakhirnya penugasan serta untuk diserahterimakan kepada Satgas pengganti berikutnya,” kata Brigjen TNI Fulad.

Kepercayaan Unifil Force Commander kepada Satgas Batalyon Indonesia sangat besar dan merupakan faktor penentu dalam mewujudkan stabilitas keamanan di wilayah Timur Lebanon yang syarat dengan dinamika yang bisa timbul setiap saat. Perserikatan Bangsa-Bangsa telah memperpanjang Mandat 2433 yang memberi kewenangan kepada Unifil HQ untuk melaksanakan tugas salama setahun di Lebanon guna mewujudkan situasi keamanan yang lebih kondusif disepanjang perbatasan Lebanon – Israel.

beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *