SURABAYA, beritalima.com – Menjadi keluarga berencana tidak hanya cukup melahirkan dua anak. Tetapi juga harus membuat perencanaan ke depan terkait masa depan anak-anaknya. Karenanya, penting bagi ibu untuk memperhatikan tumbuh kembang anak sejak kecil dengan membawa ke Posyandu. Serta, memiliki perencanaan pendidikan dan kesehatan anak nya.
Pesan tersebut disampaikan Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini ketika memberikan sambutan sekaligus mencanangkan kampung Keluarga Berencana (KB) di Balai RW XII Kelurahan Sidotopo, Kecamatan Semampir, Surabaya, Kamis (4/8/2016).
“Tolong jangan dilihat bahwa keluarga berencana itu hanya dua anak cukup. Tetapi harus ada perencanaan ke depan. Terkait pendidikan dan kesehatan anaknya. Jangan hanya berpikir yang penting anak saya bisa makan. Generasi anak-anak kita harus lebih baik dari kita,” tegas wali kota.
Wali kota perempuan pertama di Surabaya ini juga mengimbau agar Posyandu diaktifkan dan ibu-ibu juga rajin membawa anaknya ke Posyandu. Sebab, dengan rutin membawa anak nya ke Posyandu, para ibu bisa memperhatikan tumbuh kembang anak baik pertumbuhan fisik, mental maupun intelektualitasnya. Serta, kesehatan anak-anak melalui pemberian imunisasi.
Disampaikan Bu Risma–panggilan Wali Kota Surabaya, anak-anak Surabaya kini tidak hanya bersaing dengan anak-anak kota lain di Indonesia. Tetapi juga dengan anak-anak di seluruh dunia. Karenanya, untuk bisa bersaing, tidak bisa seorang anak hanya tumbuh pintar. Tetapi juga harus tumbuh sehat.
“Meski sekolah sudah gratis, anak-anak tidak hanya dibekali sekolah. Karena tidak bisa hanya pintar tetapi sering sakit. Di situlah pentingnya orang tua untuk rutin membawa anak-anak nya ke Posyandu,” jelas Bu Risma.
“Saya dulu ketika punya anak, meski posisi kerja, saya selalu mengecek jadwal anak saya ke Posyandu. Supaya saya bisa mengontrol. Alhamdulillah anak-anak saya sehat,” sambung wali kota yang baru menjadi cucu ini.
Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan KB Kota Surabaya, Nanis Chairani mengatakan, RW XII Kelurahan Sidotopo Kecamatan Semampir dipilih sebagai lokasi pendeklarasi an kampung KB dikarenakan kesadaran warga di sana untuk ber-KB dinilai masih rendah, masih kurang dari 50 persen. Termasuk juga kesadaran untuk membawa anak nya ke Posyandu masih rendah. “Karena itu, pencanangan kampung KB tepat digelar di sini. Tujuannya, penguatan KB melibatkan langsung masyarakat,” ujarnya.
Sementara terkait pernyataan permohonan maaf yang disampaikan wali kota ketika menyampaikan sambutan di acara itu dengan mengatakan “ini adalah hari-hari terakhir oleh karena itu saya meminta maaf atas nama pribadi maupun semua pegawai dari kelurahan, kecamatan sampai SKDP. Mohon maaf bila ada kekhilafan dan kesalahan saya selama ini,” direspons oleh Bagian Humas Pemkot Surabaya.
Kepala Bagian Humas Pemkot Surabaya, Muhammad Fikser menegaskan bahwa pernyataan maaf yang disampaikan wali kota di acara tersebut, sama sekali tidak ada kaitannya dengan Pilkada DKI Jakarta yang sedang menjadi trending topic di media.
“Penyampaian maaf ibu wali kota atas nama pribadi dan juga mewakili pegawai dan SKPD itu terkait masih di bulan Syawal. Dan ini kan hari-hari terakhir Syawal. Jadi ini tidak ada kaitannya dengan hal lain,” jelas Fikser.
Mantan Camat Sukolilo ini menegaskan bahwa, tidak sekali ini, Wali Kota Tri Rismaharini menyampaikan permohonan maaf di acara yang dihadiri oleh masyarakat. “Bahkan sebelum Hari Raya Idul Fitri, ibu sudah sering menyampaikan permohonan maaf kepada warga baik sebagai pribadi maupun mewakili SKPD,” imbuh pejabat kelahiran Serui ini.(*)