JAKARTA, Beritalima.com– Ketua DPR RI, Bambang Soesatyo prihatin meningkatnya jumlah penderita kanker di berbagai negara dunia, termasuk Indonesia.
Lembaga kanker International Agency for Research on Cancer (IARC) melaporkan terjadinya peningkatan penderita kanker global. Menurut IARC, tahun lalu ada sekitar memperkirakan 18,1 juta penderita baru dan 9,6 juta kematian.
Satu dari lima pria dan satu dari enam wanita di dunia terserang kanker. Satu dari delapan pria dan satu dari sebelas wanita meninggal akibat kanker.
Tak jauh berbeda dengan IARC, Pusat Pengawasan Kanker Internasional (UICC) memperkirakan sebelas tahun ke depan bakal 21,7 juta warga dunia yang mengidap kanker.
Laporan IARC 2018 juga mencatat, dari sekitar 267 juta jiwa penduduk Indonesia, 348.809 menderita kanker dengan 207.210 kematian. Kanker penyakit nomor dua terbanyak diderita warga Indonesia.
“Untuk mengatasinya, kita perlu semarakan kembali gaya hidup sehat dimulai dari masing-masing anggota keluarga,” ungkap politisi senior Partai Golkar tersebut disela-sela mengikuti Charity Run 5K ‘Run for Hope’, di Jakarta, Minggu (10/2).
Selain Ketua DPR RI, Charity Run 5K ‘Run for Hope’ juga diikuti Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo, para penderita kanker, dokter, perawat serta masyarakat.
Wakil rakyat dari Dapil VII Provinsi Jawa Tengah tersebut mengapresiasi penyelenggaraan kegiatan dalam rangka memperingati Hari Kanker Sedunia 2019.
Lari santai ini melalui Plaza Semanggi – Patung Pemuda Senayan dan kembali ke Plaza Semanggi, kegiatan positif ini bisa menyadarkan masyarakat akan pentingnya meningkatkan kesehatan.
Dikatakan, gaya hidup tidak sehat dikombinasikan dengan konsumsi makanan sembarangan, menjadi bukti bahwa sebagian dari kita abai terhadap kesehatan.
“Padahal untuk sehat tak terlalu sulit, rutin olahraga, makan seimbang, istirahat yang cukup, dan secara berkala memeriksakan kesehatan ke rumah sakit,” kata laki-laki yang akrap disapa Bamsoet.
Dengan rutin memeriksa kesehatan, Bamsoet berharap setiap orang dapat mendeteksi sejak dini jika ada penyakit yang diderita, khususnya kanker.
Berdasarkan data, hampir 65 persen pasien datang berobat kanker saat sudah memasuki stadium lanjut. Padahal jika bisa di deteksi sejak dini, maka dapat segera diobati dengan baik. Apalagi, 70-80 persen kasus kematian akibat kanker sebenarnya dapat dihindari.
“Amerika dan Korea merupakan dua negara yang sukses menurunkan angka kematian akibat kanker. Keduanya punya sebuah sistem pengendalian yang komprehensif dimulai sejak deteksi dini, pencegahan, dan pengobatan,” urai Bamsoet.
Dijelaskan, sejak 2014 pemerintah melalui Kementerian Kesehatan telah membentuk Komite Penanggulangan Kanker Nasional (KPKN) yang bertujuan menurunkan angka kematian akibat kanker di Indonesia.
Namun, penanggulangan kanker tetap harus dilakukan terintegrasi, bukan hanya dari pemerintah saja. Tetapi, juga melibatkan unsur swasta dan masyarakat.
Dikatakan Bamsoet, dengan berkembangnya ilmu pengetahuan bidang kedokteran diharapkan ditemukan cara baru dalam pengobatan kanker. Termasuk juga dalam penurunan resiko kanker.
“Langkah mudah menghindari kanker bisa dimulai dari mengurangi konsumsi minuman beralkohol, rokok, menjaga berat badan, serta rutin berolahraga,” demikian Bambang Soesatyo. (akhir)