SURABAYA, Beritalima.com |
Setiap tahunnya, 2 Mei ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Hari kelahiran pelopor pendidikan Indonesia Ki Hajar Dewantara itu biasanya diperingati dengan serangkaian upacara seremonial.
Kali ini, akibat pandemi Virus Corona, peringatan Hardiknas sedikit berbeda. Pada (30/4/2020) kemarin, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) merilis tema Hardiknas 2020, yaitu “Belajar dari Covid-19”. Pemerintah melalui Kemendikbud juga menghimbau agar upacara seremonial Hardiknas ditiadakan.
Guru Besar sekaligus pakar sosiologi Universitas Airlangga Prof. Dr. Bagong Suyanto Drs., M.Si., memaknai Hardiknas bukan sekadar peringatan arti penting pendidikan yang dipelopori Ki Hajar Dewantara, tetapi juga maknanya dalam konteks kekinian.
“Makna Hardiknas saat ini juga soal hak masyarakat memperoleh pendidikan, pemerataan pendidikan, dan bagaimana pendidikan terjangkau oleh seluruh masyarakat,” ujarnya.
Prof Bagong mengungkapkan bahwa di masa Covid-19 ini, pendidikan perlu dimaknai sebagai tantangan mengembangkan kreativitas dan inovasi di tengah situasi sulit. Seperti yang diketahui, lanjut dia, belajar bukan hanya dari buku. Belajar juga merupakan bagian dari membangun life skills, bagaimana cara kita agar tidak menyerah pada keadaan.
“Covid-19 adalah pandemi yang terjadi satu abad sekali. Ini tentu musibah sekaligus pelajaran yang sangat berharga bagi kita,” sambungnya.
Prof. Bagong melanjutkan, bagi pelajar, mengikuti perkembangan kajian tentang Covid-19 adalah salah satu hal yang sangat penting. Informasi mengenai Covid-19 yang membanjir, menurut dia, harus diimbangi dengan kemampuan literasi yang baik. Apalagi, masyarakat tengah belajar, bekerja, dan beribadah di rumah.
“Kita kan WFH, sekarang informasi soal Covid-19 membanjir. Sebagai pelajar tentu harus terus mengikuti bagaimana perkembangan kajian tentang Covid-19 terkini,” tandas dia.
Menyinggung soal kualitas pendidikan Indonesia, menurut pengamatan Prof. Bagong, kualitas pendidikan saat ini harus diakui menurun karena adanya pandemi Covid-19. Dia menjelaskan bahwa stansarisasi kualitas pendidikan menjadi lebih longgar disebabkan oleh infrastruktur pendidikan yang tidak siap.
Meski demikian, Prof. Bagong berpesan agar masyarakat tidak menyerah karena keadaan pandemi Covid-19. Termasuk memaknai momen Hardiknas kali ini sebagai pelajaran yang berharga.
“Ini kejadian yang sangat langka dan berharga. Anak muda perlu membangun semangat. Tidak menyerah karena wabah. Masyarakat harus tetap optimis dan kreatif,” tutupnya. (yul)