SURABAYA, beritalima.com – Pemerintah Kota Surabaya masih terus melakukan pengalihan fungsi tempat lokalisasi yang ada di Surabaya dan tidak berhenti, meskipun kawasan tersebut sudah tidak ada lagi. Hingga saat ini, kawasan eks lokalisasi terus berkembang ke arah yang lebih baik. Selain melakukan pembangunan di kawasan tersebut, operasi juga terus dilakukan oleh Pemkot Surabaya dalam pencegahan prostitusi terutama di eks lokalisasi.
Hal ini tercermin dalam upaya Pemerintah Kota Surabaya untuk melakukan penegakan Perda dan pengamanan kota. Hingga saat ini, Pemkot Surabaya bersama dengan Satpol PP beserta dengan petugas lainnya terus melakukan langkah-langkah yang diperlukan, agar masyarakat juga turut membantu menolak kegiatan prostitusi.
Upaya pengalihan fungsi eks lokalisasi ini juga tidak terlepas dari keinginan kuat Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Kasatpol PP Kota Surabaya Irvan Widyanto mengatakan, keinginan kuat Wali Kota Surabaya dalam menutup lokalisasi terlihat saat melakukan alih fungsi tempat kawasan dolly yang sudah terkenal dengan kawasan prostitusi.
“Suasana sempat mencekam dalam penutupan kawasan dolly yang disertai dengan ancaman. Namun Wali Kota Surabaya memberikan motivasi kepada saya, bila saya tidak turun ibu Wali Kota Surabaya sendiri yang akan turun. Itu adalah salah satu bukti keinginan kuat Wali Kota Surabaya dalam upaya menutup kawasan prostitusi,” kata Irvan Widyanto dalam jumpa pers di Gedung Bagian Humas Pemkot Surabaya.
Irvan juga mengaku, mempertahankan lebih susah daripada memperoleh. Untuk itu, dia mengajak masyarakat juga mau ikut berpartisipasi dalam mereduksi prostitusi yang ada di Surabaya. Menurutnya, tantangan di masa depan adalah kegiatan prostitusi yang memanfaatkan teknologi informasi.
Karena itulah, dia mengajak semua elemen masyarakat untuk mau mengantisipasinya. “Sudah tiba saatnya, menjaga hal ini bersama dengan masyarakat,” katanya.
Irvan mengatakan, dalam mengurangi dan mengantisipasi kegiatan prostitusi dan keamanan lainnya Pemkot Surabaya membentuk tim yang menangani hal tersebut. Tim itu bernama Tim Asuhan Rembulan dan Tim Posko Pantau Terpadu.
Dalam operasi yang dilakukan oleh Tim Asuhan Rembulan dalam enam bulan terakhir, menjaring sebanyak 40 orang PSK di beberapa lokasi. Tim ini merupakan tim gabungan dari Polrestabes Surabaya, Satpol PP, Satlinmas, Dispora, Dishub dan Dinas Sosial.
“Tim ini bertugas hanya waktu malam hari saja yang bertugas menangani multi fungsi. Mulai menjaring PSK sampai balap liar,” kata Irvan. Bahkan, kata Irvan, dalam 6 bulan terakhir balap liar berkurang. Salah satu penyebabnya merupakan upaya yang terus dilakukan oleh Tim Asuhan Rembulan.
Sedangkan Tim Posko Pantau Terpadu bergerak dengan multi sasaran dengan berbagai perlengkapan, seperti Apar (Alat Pemadam Kebakaran) serta alat darurat lainnya. Waktu operasi tim ini juga berlangsung selama 24 jam. Tim ini terbagi dalam empat wilayah (timur, barat, utara dan selatan) dan dikendalikan oleh Command Centre 112 yang berada di Gedung Siola.
“Contoh upaya yang dilakukan oleh tim ini adalah saat adanya percobaan bunuh diri beberapa waktu lalu yang akhirnya digagalkan oleh petugas di lapangan. Selain itu, respon cepat kami mempunyai SOP di bawah 10 menit harus sudah sampai di lokasi,” ujar Kasatpol PP Kota Surabaya.
Dalam jumpa pers ini juga dihadiri oleh Kabag Humas Pemkot Surabaya Muhammad Fikser, Camat Krembangan I Gede Yudhi Kartika, Camat Benowo Muslich Hariadi dan Camat Sawahan Yunus. Ketiga Camat yang hadir dalam jumpa pers ini, mewakili wilayah yang menjadi eks lokalisasi.
“Untuk di kawasan Krembangan sudah tidak ada tempat prostitusi tetapi kemungkinan beralih ke tempat kos. Nanti akan kita kaji lagi untuk dilakukan pemantauan. Kami juga sering melakukan operasi yustisi, setidaknya dalam satu kelurahan dilakukan dua kali operasi yustisi,” kata Camat Krembangan.
Senada dengan Yudhi, Camat Benowo berpendapat kegiatan prostitusi di tempat sudah sangat berkurang. Beberapa kali patroli dan penjaringan yang terus dilakukan pihaknya, sering kali mendapatkan hasil. Perlu diketahui, di Kecamatan Benowo sendiri terdapat dua eks lokalisasi yaitu, Lokalisasi Moroseneng (Kelurahan Sememi) dan Klakah Rejo (Kelurahan Kandangan).
Dalam upaya pemberdayaan masyarakat di dua eks lokalisasi tersebut, kata Muslich, sering dilakukannya kegiatan di kawasan tersebut. Menurutnya, fasilitas yang diberikan oleh Pemkot Surabaya di kawasan tersebut, seperti dua lapangan futsal, BLC dan Rumah Kreatif ramai dimanfaatkan oleh masyarakat.
“Upaya-upaya kegiatan positif ini diharapkan bisa mengimbangi upaya represif yang juga dilakukan,” katanya