SURABAYA, beritalima.com|Liquid Smoke telah banyak diteliti tentang potensi terapeutiknya, terutama untuk terapi oral ulser atau sariawan serta terapi untuk periodontitis. Selain itu, Liquid Smoke juga mampu mempercepat proses inflamasi yang terjadi selama proses penyembuhan oral ulser dan dapat meningkatkan beberapa faktor pertumbuhan untuk mempercepat fase proliferasi.
Namun, setelah diidentifikasi, liquid smoke dengan bentuk cair tersebut pun memiliki beberapa kekurangan, antara lain waktu kontak dengan ulser yang rendah, serta tingkat absorbsi yang juga kemungkinan rendah. Sehingga liquid smoke ini tidak sepenuhnya diabsorbi oleh jaringan untuk memberikan efek penyembuhan yang lebih optimal.
Ketua Tim Peneliti, Prof Dr Diah Savitri Ernawati drg MSi SpPM, mengatakan bahwa bersama anggotanya, mereka mencoba meneliti potensi Liquid Smoke Tempurung Kelapa untuk terapi oral ulsel yang telah diuji cobakan pada hewan atau in-vivo.
Penelitian tersebut tertuang dalam jurnal yang berjudul Oral Thin Film Dengan Kandungan Liquid Smoke Tempurung Kelapa Sebagai Inovasi untuk Terapi Sariawan.
“Kami berinovasi untuk meningkatkan perlekatan dan penyerapan liquid smoke tempurung kelapa kedalam lesi oral ulser. Salah satu strategi yang kami gunakan adalah menggabungkan liquid smoke tempurung kelapa dengan bahan mucoadhesive yaitu HPMC dan gelatin,” tuturnya.
Dengan penggabungan liquid smoke tempurung kelapa dengan HPMC dan gelatin, maka dapat menghasilkan suatu sediaan yang disebut oral thin film. Sediaan tersebut memiliki karakteristik fleksibilitas, dosis obat dan waktu tinggal lebih lama di dalam mukosa rongga mulut.
Penggabungan kedua bahan tersebut juga berupa dapat memperpanjang waktu perlekatan sehingga penyerapan obat menjadi maksimal.
Selain itu, tuturnya, karakteristik oral thin film dengan liquid smoke tempurung kelapa yang dihasilkan, memiliki ketebalan yang rendah yaitu sekitar 35-50 mm dengan berat 250-300 mm dengan teknik yang sederhana.
Namun dengan ketebalan dan berat yang relatif rendah, oral thin film tersebut mampu menyerap air hampir 50 persen serta memiliki waktu pelepasan obat yang relatif cepat, hingga kurang dari satu menit dan mampu bertahan dalam waktu lima menit di dalam cairan.
“Pada uji pada hewan coba, oral thin film dengan liquid smoke tempurung kelapa ini, menunjukkan potensi terapi yang lebih baik dibandingkan dengan liquid smoke bentuk cair, dengan meningkatkan respon inflamasi dan proliferasi selama proses penyembuhan oral ulser,” tambahnya.
Pada akhir ia berharap, bahwa inovasi tersebut akan dapat meningkatkan upaya untuk dapat mengembangkan dan meneliti lebih lanjut. Ke depan, agar oral thin film dapat diuji dan digunakan pada pasien dengan kondisi oral ulser. Sehingga temuan tersebut dapat memberikan sumbangsih baik pada ilmu pengetahuan dan aplikasi klinis mengenai bentuk baru terapi oral ulserasi. (Yul)