JAKARTA, beritalima.com – Waskita Karya melalui salah satu anak perusahaannya Waskita Karya Energi saat ini sedang membangun pembangkit listrik dari energi baru terbarukan. Pernyataan ini disampaikan Direktur Teknik dan BD Waskita Karya Energi, Hokkop Situngkir dalm Diskusi Publik Rumah Milenial yang diadakan pada hari Selasa, 9 Januari 2019 di Cikini, Jakarta.
Hokkop mengatakan bahwa pada dasarnya, untuk konsep dan teknologi, Indonesia sudah siap mengembangkan energi baru terbarukan. Industri EBT sangat besar potensinya karena juga dapat melahirkan lapangan kerja baru.
“Sayangnya ada beberapa faktor penghalang, antara lain pemerintah belum konsisten dalam menerapkan regulasi soal EBT sehingga menyulitkan investor. Selain itu infrastuktur belum terintegrasi dan masyarakat belum menganggap EBT sebagai hal penting di masa depan. Harus ada solusi yang jelas, sehingga pengembangan EBT dapat berjalan dengan baik”, kata Hokkop yang juga merupakan Ketua Bidang Natural Resources Inovator 4.0 Indonesia.
Pada diskusi yang sama, peneliti Alpha Research Database Indonesia, Ferdy Hadiman mengatakan bahwa Indonesia mengalami defisit karena harga minyak yang jatuh dan produksi minyak yang semakin sedikit.
“Ini berdampak kepada defisitnya APBN sehingga pemerintah mulai melirik EBT untuk dikembangkan. Sayangnya, peran pemerintah masih belum konsisten dalam isu EBT. Saya melihat pembangkit listrik dengan tenaga EBT tidak dirawat, tidak didayagunakan, bahkan ditinggalkan begitu saja oleh pemerintah, sehingga manfaat EBT belum terasa,” katanya.
Menurut Ferdy, keahlian dalam memproduksi energi baru terbarukan adalah suatu keharusan untuk menopang produksi energi nasional.
“Perlu dibuat semacam ‘Green’ Bank untuk membantu pendanaan dalam pengembangan EBT,” sarannya.
Dalam sambutannya di awal diskusi, Direktur Eksekutif Rumah Milenial Defli Yuandika Ruso menjelaskan pentingnya generasi milenial membahas energi baru terbarukan.
“EBT adalah kepentingan milenial karena ketersediaan energi di masa mendatang akan mempengaruhi kualitas hidup generasi pada masa tersebut. Perbandingan antara peningkatan produksi energi, jumlah penduduk, dan kebutuhan energi yang terus meningkat dari tahun ke tahun menjadi keresahan kami sebagai milenial. Sayangnya, kami sudah mengundang pemerintah, dalam hal ini Kementerian ESDM dan KSP, namun tidak ada perwakilan yang hadir. Semoga itu bukan karena pemerintah tidak menganggap EBT sebagai program prioritas di tahun ini,” ujarnya.
Selain kedua pembicara di atas, hadir juga narasumber lain, yakni mantan Ketua Komisi VII DPR RI, Milton Pakpahan dan Marlistya Citraningrum dari Institute for Essential Services Reform (IESR). Diskusi dengan topik “Rencana Pengembangan Energi Terbarukan dalam Perkembangan Infrastruktur Indonesia, Apakah Hanya Wacana?” dihadiri puluhan peserta dari berbagai organisasi dan universitas.
Rumah Milenial adalah lembaga yang fokus terhadap persoalan-persoalan generasi milenial. Lembaga ini secara rutin mengadakan diskusi dan pertemuan untuk membahas topik-topik kekinian yang berkaitan erat dengan kehidupan anak muda. (rr)