Ilustrasi
Kota Batu, Beritalimacom,- Penertiban PKL di depan Ganesha Kota Batu tadi malam, Jumat (27/1/2017) oleh Satpol PP akhirnya berbuntut panjang. Sebab, salah 1 PKL melaporkan secara resmi perbuatan salah 1 oknum Satpol PP yang diduga melakukan penganiyayan saat penertiban.
Kejadian bermula ketika oknum Satpol PP berinisial HND melakukan penertiban kepada PKL bernama Hadi Siswoyo dan Nando. Selang berapa menit tiba-tiba mereka terlibat cekcok mulut. HND pun menyekik leher mereka hingga memar. Untung saja banyak warga yang melihat dan melerai hal tersebut.
“Betul sekali, klien kami telah melaporkan resmi perbuatan oknum Satpol PP Kota Batu tersebut malam itu juga. Laporan itu telah terdokumentasi dengan tanda bukti lapor Nomor : LP/B/08/I/2017 ” ungkap Suwito selaku pengacara korban, Sabtu (28/1/2017) siang.
Menurut Suwito, laporan penganiayaan itu dilaporkan usai kejadian, sehingga luka memar yang diderita korban masih kelihatan jelas.
“Luka memar itu kelihatan jelas sekali dileher korban. Mereka pun langsung melapor dan Visum di rumah Sakit Polri Hasta Brata,” jelas Suwito lagi.
Suwito menambahkan, mestinya Satpol PP dalam melakukan penertiban tidak boleh sewenang-wenang, penertiban kepada PKL yang notabene masyarakat Kota Batu sendiri semestinya dilakukan damai, tidak perlu sampai ada penganiayaan.
“Mereka itu segelintir masyarakat yang mencari sesuap nasi ditengah hiruk-pikuk keramaian kota wisata mereka sendiri. Mereka pun dalam melakukan pekerjaannya tidak melakukan tindak pidana atau melanggar hukum ” jelas pria yang juga menjabat sebagai Humas DPC Peradi Malang ini.
Selain mencari sesuap nasi, kata Suwito, mereka inginkan keadilan, mereka tidak ingin Satpol PP Kota Batu dalam menegakkan perda melakukan tebang pilih. Dimana penegakan perda itu hanya berlaku bagi mereka yang tidak pro kekuasaan.
Mereka, melihat jika Satpol PP Kota Batu tebang pilih karena hanya beberapa dari mereka yang ditertibkan, “Yang lainnya seperti di trotoar jalan kartini, trotoar Jl. Panglima Sudirman dekat Pos Polisi perempatan Pesanggrahan sama sekali dibiarkan,” ungkap Wito mewakili para korban.