SURABAYA, Beritalima.com-
Abi Rafdy Chaldun, mahasiswa dari Fakultas Vokasi (FV) Universitas Airlangga (Unair) merupakan salah satu awardee IISMA. Saat ini ia tengah menjalani studi di Humber College Kanada sejak Selasa (03/9/2024) hingga Minggu (08/12/2024).
Rafdy memilih Humber College karena kampus ini memiliki reputasi yang bagus, terutama dalam bidang pendidikan manajemen perhotelan.
“Saya memilih kampus ini karena reputasi dan lokasinya di ibu kota Kanada. Selain itu, saya ingin memperluas wawasan akademik dan profesionalnya dalam bidang manajemen perhotelan,” ungkap Rafdy.
Sistem Pendidikan Interaktif
Salah satu hal baru yang Rafdy terima selama mengikuti program ini adalah sistem pendidikan yang lebih interaktif. Pasalnya, di kampus ini ia banyak menggunakan sumber eksternal untuk mendukung pembelajaran.
“Di sini, banyak menggunakan situs-situs, seperti TIPSY untuk belajar dan sertifikasi. Meskipun sebagian besar dosennya merupakan part-time, mereka memiliki latar belakang sebagai pebisnis dan hotelier,” jelasnya.
Lebih lanjut, Rafdy menjelaskan bahwa Humber College menerapkan sistem kurikulum 7-1-7. Di mana, setiap semester terdiri dari tujuh minggu kelas, satu minggu untuk reading week, dan tujuh minggu kelas terakhir.
Selama program ini, Rafdy tidak hanya fokus pada kegiatan akademik, tetapi juga berbagai kegiatan kampus lainnya.
“Selama pindah ke residence saya menjalani berbagai kegiatan. Mulai dari belanja kebutuhan sehari-hari, community meeting, dan dalam waktu dekat akan ada perjalanan ke Air Terjun Niagara,” ujarnya antusias.
Tantangan komunikasi
Meskipun baru minggu pertama, banyak pengalaman menarik yang sudah Rafdy alami. Salah satunya adalah perjalanan panjang selama 28 jam dari Indonesia ke Kanada yang menyebabkan jetlag cukup lama.
Namun, semua rasa lelah hilang ketika tiba di Kanada dan mendapat sambutan dari pihak kampus.
“Setelah tiba, mereka langsung mengantar kami belanja kebutuhan sehari-hari. Kampus ini benar-benar memudahkan hidup karena semua fasilitas ada di satu tempat,” ceritanya.
Tentu saja, tinggal di negara baru tidak lepas dari tantangan adaptasi. Salah satu yang paling Rafdy rasakan adalah perbedaan bahasa. Selain itu, perbedaan waktu dan cuaca juga menjadi tantangan tersendiri. Menurutnya, Kanada memiliki tiga musim dan durasi siang yang lebih panjang.
“Meskipun saya memahami bahasa Inggris, rasanya melelahkan saat harus terus menggunakannya. Tapi saya berusaha memaksakan diri untuk berbicara dengan awardee lain menggunakan bahasa Inggris. Ini agar terbiasa dan lebih fasih, seperti penutur asli,” pungkas Rafdy.
Program IISMA, menurut Rafdy, memiliki peran besar dalam membantu mahasiswa mempersiapkan diri untuk menjadi pemimpin bangsa. Selain mengikuti perkuliahan, IISMA juga memberikan pembekalan sebelum keberangkatan yang mencakup wawasan kebangsaan, mental health, dan SDGs challenge.(Yul)