Pengalaman Setahun Penanganan Pandemi Harus Menjadi Pembelajaran

  • Whatsapp

JAKARTA – Perkembangan penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia selama satu tahun telah menghasilkan berbagai pencapaian. Melihat perubahan grafiknya dari bulan ke bulan, pada masa awal pandemi terlihat pada kasus positif terus menanjak, sempat melandai dan kembali meningkat tajam. Bahkan, kasus kematian awalnya sulit dicegah.

Dan seluruh elemen bangsa bahu membahu melakukan penanganan terbaiknya dan bergerak bersama untuk mewujudkan kolaborasi pentahelix. Kolaborasi ini mulai dari pemerintah, swasta, relawan, serta tenaga kesehatan di puskesmas, dinas kesehatan, laboratorium dan rumah sakit tingkat daerah dan pusat. Sehingga perkembangan grafik penanganan pandemi Covid-19 berangsur membaik.

“Kami apresiasi setiap pihak baik dari pemerintah dan elemen masyarakat, yang bergerak bersama mewujudkan kolaborasi pentahelix dalam penanganan Covid-19 di Indonesia,” Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito memberi keterangan pers perkembangan penanganan Covid-19 di Graha BNPB, Senin (8/3/2021) yang disiarkan kanal YouTube BNPB Indonesia.

Melihat grafik perkembangannya, sejak Maret 2020 hingga Januari 2021, pada kasus positif mengalami tren peningkatan, kemudian menurun pada Februari 2021. Dalam kenaikan kasus ini, trennya bervariasi tiap bulannya. Seperti pada grafik 4 bulan pertama pandemi, ada kenaikan tajam hingga mencapai 70 – 90 persen.

“Masa-masa ini adalah masa dimana Indonesia dihadapkan pada pandemi yang terjadi secara tiba-tiba, dan pemerintah tengah berupaya melakukan percepatan penangananan semaksimal mungkin, salah satunya menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB),” jelasnya.

Perekembangan pandemi di tahun 2020, adanya masa libur panjang berdampak pada peningkatan kasus positif secara tajam. Datanya pada September 2020 dengan kenaikan sebesar 42,3 persen atau 45.895 kasus. Hal ini kontribusi dari libur panjang pada periode 15 – 17 dan 20 – 23 Agustus 2020. Namun pada bulan selanjutnya, grafiknya cenderung melandai, yakni pada September – Oktober dan November 2020, meskipun kasus masih bertambah.

Selanjutnya perkembangan grafik kembali naik tajam pada Desember 2020 hingga Januari 2021, hingga mencapai 190.191 kasus atau meningkat lebih dari 100 persen dibandingkan bulan Oktober 2020. Peningkatan tajam ini karena dampak dari adanya periode libur panjang Natal dan Tahun Baru 2021.

“Tentunya, dengan melihat tren kasus akibat dampak dari masa libur panjang, kita harus merefleksikan dan belajar dari pengalaman penanganan pandemi dalam 10 bulan terakhir agar tidak terilangkembk di kemudian hari,” harap Wiku.

Dan yang paling penting dari dampak yang diakibatkan libur panjang, ialah kematian pasien yang meningkat. Membandingkan data pada bulan-bulan tanpa libur panjang, jumlah kematian adalah 50 – 900 kasus. Sebaliknya, bulan-bulan dengan libur panjang, kematian meningkat tajam menjadi 1000 – 2000 kasus. “Bayangkan dalam 1 bulan kita bisa kehilangan lebih dari 1000 nyawa, hanya karena memilih untuk melakukan perjalanan dan berlibur,” Wiku menyayangkan.

Untuk itu, mengingat 1 tahun terjadinya pandemi di Indonesia jatuh pada awal tahun 2021, Wiku menyarankan hendaknya pemerintah dan masyarakat belajar membuat keputusan yang lebih bijaksana. “Sehingga tidak membahayakan nyawa diri sendiri dan orang lain,” lanjutnya.

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait