Pengamat: Duet Puan-Anies Tak Masuk Logika dan Sangat Tidak Layak Disandingkan

  • Whatsapp

JAKARTA, Beritalima.com– Politikus senior PDIP, Effendi Simbolon mengusulkan duet Puan Maharani-Anies Baswedan dimajukan pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Wacana demikian hadir di tengah mengemukanya memasangkan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan Puan Maharani.

Usulan tersebut, ungkap pengamat politik Universitas Esa Unggul Jakarta, Muhammad Jamiluddin Ritonga hanya pas kalau hal tersebut kalau dilihat dari kacamata PDIP. Namun, tentu tidak kalau itu dilihat dari kacamata yang lain.

Soalnya, jelas pria yang akrab disapa Jamil ketika bincang-bincang dengan Beritalima.com di Jakarta, Selasa (1/6) siang, PDIP merupakan partai pemenang Pemilu 2019. Sebagai partai pemenang Pemilu terbaru, tentu saja wajar kalau PDIP menghendaki kadernya menjadi calon presiden.

Namun, Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedam merupakan orang yang digadang-gandag bakal menggantikan kursi yang saat ini diduduki Jokowi dalam pemerintahan berikutnya.

Sementara Anies yang tidak memiliki partai politik dinilai PDIP hanya layak menjadi cawapres. Padahal, elektabilitas paling moncer dibandingkan dengan calon lainnya saat ini. Elektabilitas Anies sudah dua digit, sementara Puan jauh dideretan papan bawah dari posisi papan atas, tengah dan bawah dibagi dalam tiga kelompok.

Dari kacamata pendukung Anies, sangat tidak layak jagoannya hanya jadi cawapres. Dengan elektabilitas yang sangat moncer, Anies dinilai pendukungnya sangat layak menjadi capres.

Pasangan Puan dan Anies juga berpeluang mendapat penolakan dari pendukung kedua belah pihak. Kader dan pendukung PDIP tampaknya banyak yang tidak berkenan terhadap Anies. Hal ini tentunya dapat merugikan PDIP baik untuk kepentingan pilpres maupun pileg.

Pendukung Anies juga diperkirakan banyak yang tidak menghendaki Anies dipasangkan dengan Puan. Mereka ini sebagian besar sangat anti terhadap PDIP. Mereka ini akan meninggalkan Anies bila tetap berpasangan dengan Puan.

“Jadi, dari dua pihak terdapat penolakan yang kuat kalau Puan dan Anies dipasangkan pada pilpres 2024. Hal ini tentu tidak menguntungkan baik untuk Puan maupun Anies,” kata Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Institut Ilmu Sosial Ilmu Politik (IISIP) Jakarta 1996-1999.

Layaknya, kata Jamil, lebih baik Puan berpasangan dengan Prabowo dan Anies berpasangan dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Masing-masing pasangan ini lebih diterima pada pendukung mereka. (akhir)

beritalima.com

Pos terkait