JAKARTA, Beritalima.com– Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) berencana mengusung kembali Ketua Umum partai berlambang ‘Burung Garuda’ itu pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Itu dilakukan sebagai wujud bakti Partai Gerindra kepada rakyat.
Tentu hak Gerindra untuk mengusung kembali Prabowo Subianto sebagai capres pada Pilpres 2021. Sebagai partai yang memiliki kursi terbanyak ketiga di Senayan, tentu peluang Prabowo maju sebagai capres sangat besar.
Selain itu, ungkap pengamat komunikasi politik yang juga mantan Dekan Fakultas Komunikasi Institut Ilmu Sosial Ilmu Politik (Fikom IISIP) Jakarta, Muhammad Jamiluddin Ritonga kepada Beritalima.com di Jakarta, Seenin (30/8) pagi, elektabilitas Prabowo juga sangat tinggi.
Prabowo, kata pria yang akrab disapa Jamil ini, selalu berada pada peringkat tiga besar, bahkan elektabilitasnya sering bertengger di peringkat pertama dari survei yang dilakukan berbagai lembaga.
“Dua hal itu tampaknya meyakinkan Partai Gerindra Prabowo akan menang pada Pilppres 2024. Apalagi pesaingnya Joko Widodo sudah tidak dapat maju lagi pada Pilpres 2024,” kata Jamil.
Namun, perkiraan itu bisa saja meleset. Sebab, para pendukung Jokowi selama dua kali Pilpres belum tentu beralih mendukung Prabowo bila dia maju pada Pilpres mendatang.
Para pendukung Jokowi bisa saja sejak awal memang tidak menghendaki Prabowo sebagai presiden. Karena itu, para pendukung Jokowi kemungkinan akan memilih calon lain atau sebagian diantara mereka golput bila tidak ada capres yng dianggapnya layak.
Sementara, para pendukung Prabowo pada Pilpres 2019, dipastikan akan banyak yang beralih ke capres lain atau memilih golput. Sebagian mereka ini kecewa kepada Prabowo yang memilih masuk kabinet Jokowi.
Jadi, kata Jamil, dengan tidak majunya lagi Jokpada Pilpres mendatang, bukan beerarti dukungan kepada Prabowo bertambah. Pendukung dia pada Pilpres 2014 dan 2019 juga tidak akan semua kembali memberikan dukungan keepada mantan Pangkostrad tersebut pada Pilpres 2024.
Tidak menutup kemungkinan suara kepada Prabowo justeru akan berkurang. Hal inilah yang menjadi dasar kemungkinan Prabowo akan tetap kalah pada Pilpres 2024.
Peluang menang memang masih terbuka bila ia dapat memilih cawapres yang pas. Pastinya bila ia berpasangan dengan Puan Maharani peluang menang akan kecil.
“Berbeda halnya bila ia berpasangan dengan Anies Baswedan atau Agus Harimurti Yudhoyono atau Ridwan Kamil atau Ganjar Prawono, tampaknya peluangnya masih terbuka. Hanya saja apakah mereka mau berpasangan dengan Prabowo yang sudah berulang kalah,” kata pengajar Universitas Esa Unggul Jakarta tersebut dengan nada bertanya. (akhir)