JAKARTA, beritalima.com| Pemerintah dibawah pimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) khususnya Kementerian Pertahanan (Kemenhan) serta Markas Besar (Mabes) TNI harus terus meningkatkan postur pertahanan negara guna mempertahanan keutuhan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NRI).
Caranya, ungkap pengamat pertahanan dan militer, Susaningtyas Nefo Handayani Kertapati dalam keterangan kepada awak media, Rabu (1/1), meneruskan program Minimum Essential Force (MEF) TNI. “Caranya dengan meneruskan program MEF sesuai tahapan yang sudah berjalan,” terang Susaningtyas.
Nuning, sapaan akrab perempuan caktik ini mencontohkan hasil kunjungan kerja Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto ke Turki dan China beberapa waktu lalu. “Memanfaatkan hasil kunjungan ke Turki dan China, terbuka peluang akselerasi dalam pemenuhan kebutuhan Alutsista TNI.”
Dalam kunjungan kerja ke kedua negara itu, kata Nuning, berbagai sistem persenjataan yang ditawarkan cukup proporsional di dalam mewujudkan Nerwork Centric Warfare sebagaimana yang telah dicanangkan Panglima TNI selama ini,” ujar Nuning.
Perempuan kelahiran Jakarta, 30 Agustus 1964 tersebut menilai, program MEF 2020-2024 yang diintegrasikan ke dalam Network Centric Warfare merupakan sistem pertahanan negara yang jauh lebih efektif dan efisien.
“Rencana pemenuhan Alutsista TNI lima tahun ke depan patut disambut dengan Organisasi TNI telah disahkan melalui Perpres No: 66/2019.”
Nuning juga menyinggung penggelaran kekuatan TNI di Indonesia bagian Timur, terutama dengan konsentrasi penyelesaian separatisme Papua. Ini dilakukan karena kondisi keamanan di Papua juga dapat sebagai tolok ukur keberhasilan TNI di dalam melaksanakan OMSP sebagaimana dimuat dalam UU TNI dan RUU Perbantuan TNI. “Dari data intelijen beberapa tahun terakhir, TNI diharapkan lebih aktif lagi mewujudkan stabilitas keamanan regional.”
TNI, lanjut anggota Komisi I DPR RI 2014=2019 ini, juga harus menunjukkan leadership di antara militer negara-negara ASEAN. TNI dapat menyusun program aksi keamanan regional sesuai dengan ASEAN Political-Security Community yang telah dicanangkan sejak 2015.
“Kawasan perairan Laut Sulu antara Indonesia-Filipina-Malaysia dapat menjadi fokus TNI di dalam menunjukkan leadership di ASEAN. Dengan mewujudkan ketahanan regional, otomatis TNI juga dapat mewujudkan ketahanan nasional,” sambung dia.
Terkait perkembangan teknologi militer seiring Revolusi Industri 4.0 juga menuntut Kemenhan dan Mabes TNI untuk berinovasi menciptakan taktik peperangan dan strategi tempur lebih baik, sesuai Alutsista yang dimiliki.
“Doktrin pertahanan negara dan dan TNI harus dikrmbangkan sehingga TNI mampu menjalankan tugas yang diemban lebih optimal,” demikian Susaningtyas Nefo Handayani Kertapati. (akhir)