JAKARTA, Beritalima.com– Ketua bidang Pemenangan Pemilu DPP PDIP, Bambang Wuryanto menilai elektabilitas Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo hanya bagian dari pencitraan.
Karena itu, belum tentu politisi senior yang sudah periode kedua memimpin Jawa Tengah bakal mendapat rekomendasi dari Megawati Soekarnoputri maju pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
“Penilaian itu ada benarnya. Sebab, Ganjar termasuk sosok yang memang pandai memainkan suatu peristiwa untuk pencitraan diri,” kata pengamat politik, Muhammad Jamiluddin Ritonga.
Hal tersebut diungkap Dekan Fakultas Komunikasi Institut Ilmu Sosial Ilmu Politik (Fikom IISIP Jakarta 1996-1999 itu saat bincang-bincang dengan Beritalima.com di Jakarta, Jumat (14/5) pagi.
Di tengah gencarnya jajaran kepolisian dibantu TNI, Dinas Perhubungan, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) melakukan penyekatan masyarakat mudik jelang Lebaran 1442 Hijriah, Ganjar naik ke truk untuk melihat apa ada orang yang ikut mudik.
Hal semacam ini dilakukan Ganjar di depan wartawan. “Sebab itu, perilaku Ganjar sangat kental dengan nuansa pencitraan. Gaya Ganjar itu tidak berbeda jauh dengan bekas Walikota Surabaya yang juga kader PDIP, Tri Rismahari,” kata pria yang akrab disapa Jamil ini.
Jadi, ungkap pengajar Isu dan Krisis Manajemen, Metode Penelitian Komunikasi, Riset Kehumasa Universitas Esa Unggul Jakarta tersebut, elektabilitas Ganjar selama ini memang terkesan hasil pencitraan, bukan karena kinerja.
Apalagi, selama ini belum ada informasi kinerja Ganjar yang monumental. Kinerja Ganjar hanya biasa-biasa saja. Sebab itu, wajar kalau banyak pihak yang terheran-heran dengan tingginya elektabilitas Ganjar di berbagai lembaga survei.
“Bahkan keheranan itu semakin menguat karena lembaga survei tertentu yang menempatkan elektabilitasnya tertinggi dibanding calon lain seperti Menteri Pertahanan (Menhan), Prabowo Subianto termasuk Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan yang beberapa kali mendapat penghargaan internasional,” kata Jamil.
Kiranya, logis kalau ada petinggi PDIP yang mempertanyakan elektabilitas Ganjar. Keraguan Bambang Wuryanto ini sekaligus menjadi indikasi kuat, DPP PDIP belum memplot Ganjar sebagai salah satu calon kandidat capres 2024.
Dan, hal itu menguatkan dugaan, PDIP sudah menyiapkan Puan Maharani bersama Prabowo Subianto untuk maju pada pilpres 2024. Hal ini makin menguatkan adanya perjanjian Batutulis 2 antara PDIP dan Gerindra yang akan mengusung Prabowo dan Puan.
Jadi, peluang Ganjar menjadi capres atau cawapres dari PDIP tampaknya kecil sekali. Ganjar kalau memang tetap berambisi, haruslah mencari perahu lain.
Masalahnya, perahu mana mau mengusung Ganjar yang selama ini menjadi kader banteng tulen? Perahu yang akan mengusung Anies Baswedan tampaknya akan sulit menerima kehadiran Ganjar.
“Memasangkan Anies-Ganjar tampaknya akan sulit diterima partai lain. Sebab, PDIP sendiri meragukan elektabilitas Ganjar, apalagi partai lain. Sedangkan Anies bisa diduetkan dengan Agus Harimurti Yudoyono (AHY) atau calon lain seperti Sandiaga Salahudin Uno maupun kesepakatan partai koalisi pendukung Anies,” demikian Muhammad Jamiluddin Ritonga. (akhir)