JAKARTA, Beritalima.com– Perebutan kursi Walikota Surabaya yang bakal ditinggal Tri Rismaharini pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 9 Desember mendatang diperkirakan berlangsung ketat. Kursi orang nomor satu di Kota Pahlawan tersebut bakal diperebutkan Eri Cahyadi berpasangan dengan Armuji melawan Machfud Arifin yang menggandeng Mujiaman.
Masing-masing pasangan, jelas pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, Muhammad Jamiluddin Ritonga yang belakangan ini acapkali menetap di Surabaya untuk memantau perebutan kursi Walikota/Wakil Walikota Surabaya pada Pilkada serentak akhir tahun ini, mengklaim kubu mereka mendapat dukungan lebih banyak dibanding pesaingnya.
Pasangan Calon (paslon) nomor urut satu, Eri-Armuji menyodorkan hasil survei yang menunjukkan elektabilitas mereka lebih tinggi. Demikian pula halnya dengan Machmud Arifin yang menggandeng Mujiaman mengaku elektabilitas merekalah yang lebih baik.
Jamiluddin Ritonga ketika bincang-bincang dengan Beritalima.com, Selasa (1/12) siang mengatakan, pada satu sisi hasil survei ini digunakan untuk menggiring opini publik agar beralih pilihan. Namun, pada sisi lain hasil survei tersebut dimanfaatkan sebagai dasar untuk ‘menghantam’ paslon yang menjadi kompetitornya.
Masing-masing paslon juga pamer atas banyaknya dukungan dari berbagai lapisan warga Surabaya. Bahkan paslon 02 bangga mendapat dukungan dari Banteng Ketaton dan paguyuban Madura. Paslon nomor urut satu mengklaim mendapat dukungan kalangan milenial dan kaum nasionalis.
Pertarungan melalui Alat Peraga Kampanye (APK) juga mengemuka mulai di jalan raya strategis hingga ke kampung-kampung. Banyak APK paslon dipasang berdampingan dengan ukuran yang sama. Di media sosial juga terlihat marak. “Setiap paslon memposisikan diri mereka sebagai yang terbaik untuk memimpin Surabaya, sementara paslon kompetitornya malah dinilai sebaliknya,” kata pengamat yang akrab disapa Jamil ini.
Semua hiruk pikuk tersebut, kata Jamil, membuat Surabaya seolah tegang. Dua kubu tampak terus mencari dukungan untuk memenangkan perebutan kursi yang ditinggal Tri Rismaharini yang sudah dua periode memimpin Kota Surabaya. Suasana ini bakal terus mengeliat hingga hari pemungutan suara.
“Semoga saja semua pihak dapat menahan diri, agar Pemiliha Walikota dan Wakil Walikota Surabaya ini berjalan damai sesuai tahapan pilkada. Surabaya perlu pemimpin yang mumpuni dan berintegritas agar nantinya dapat menjadikan kota metropolitan yang sesunghuhnya,” demikian Muhammad Jamiluddin Ritonga. (akhir)