JAKARTA, Beritalima.com– Partai Persatuan Indonesia (Perindo) yang gagal melenggang ke Senayan pada pemilihan legislatif 2019, mengubah identitasnya dengan logo baru. Perindro kini berlogo burung garuda.
Perubahan logo Perindo, kata pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul Jakarta, Muhammad Jamiluddin Ritonga, tidak serta merta akan mengubah posisioning partai tersebut di masyarakat. Logo itu harus disosialisasikan ke masyarakat agar dipahami maknanya.
”
Perubahan logo juga akan berarti diikuti perubahan sikap dan perilaku seluruh pimpinan dan kader Perindro. Kalau tidak, logo baru tersebut hanya akan jadi pajangan yang tidak bermakna apa-apa bagi masyarakat pemilih,” kata pria yang akrab disapa Jamil ini kepada Beritalima.com, di Jakarta, Sabtu (7/8) petang.
Lagi pula, ungkap pria bapak dua putra tersebut, masyarakat tidak terlalu peduli dengan logo partai politik. Masyarakat hanya akan mengingat partai politik bila selalu hadir dikala dibutuhkan.
Selain itu, partai politik yang besar di Indonesia pada umumnya sangat ditentukan siapa yang memimpin partai tersebut alias siapa Ketua Umum partai tersebut. “Hal itu terjadi karena budaya patenaisstik masih dominan di sebagian masyarakat Indonesia.
,” kata pria yang akrab disapa Jamil tersebut.
Karena itu, lanjut mantan Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Politik Institut Ilmu Sosial Ilmu Politik (Fikon IISIP) Jakarta tersebut, Perindo tampaknya tidak cukup hanya berganti logo bila ingin menggaet pendukung yang signifikan.
Ketua umum Perindo juga perlu diganti agar masyarakat lebih care pada partai tersebut.
Kalau Ketua Umum Perindo belum diganti, dihawatirkan partai berlogo Burung Garuda ini akan mengalami nasib sama seperti Pileg 2019.
“Karena itu, Hary Tanoesoedibjo alias HT harus ihklas menyerahkan Ketua Umum ke kader lain yang lebih menjual untuk membesarkan Perindo,” demikian Muhammad
Jamiluddin Ritonga. (akhir)
