Pengamat: Pernyataan Fadli Zon Sangat Ngawur dan Tidak Pantas

  • Whatsapp

JAKARTA, beritalima.com | Pengamat Kebijakan Publik, Ir. Djuni Thamirn, M.Sc. Ph.D. menyayangkan pernyataan politisi senior, Fadli Zon tentang terorisme di Indonesia tidak ada. Menurut Djuni, pernyataan itu tidak pantas keluar dari pejabat negara yang seharusnya mendukung penuh upaya pemberantasan teroris di Indonesia.

“Pernyataan anggota DPR RI dari Fraksi Gerinda Fadli Zon yang menyatakan bahwa Teroris di Indonesia tidak ada dan hanya fabrikasi dari institusi Intelegen dan Densus 88 harus dibubarkan, adalah pernyataan sangat ngawur dan tidak pantas keluar dari mulut seorang politisi,” tegas Djuni dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, 14/10/2021.

“Pernyataan tersebut seperti orang sedang mabuk disiang bolong,” tambah Dia.

Masalah intoleransi, masih menurut Djuni, yang kemudian berkembang menjadi radikalis dan ujungnya adalah teroris di Indonesia, sudah menjadi kenyataan. Djuni meminta Fadli untuk tidak tutup mata beberapa fakta yang telah terjadi di Indonesia.

“Ratusan kasus kekerasan dan penggunaan bom di Indonesia pernah terjadi,” ujar Djuni.

Djuni juga berpendapat bahwa masih banyak ditemukan tanda-tanda kelompok tertentu melawan negara, baik dengan menggunakan kekerasan, ujaran kebencian, bahkan tidak sedikit melakukan makar.
“Sudah ratusan kali terjadi. Dan pelakunya banyak yang ditangkap sebagai napi teroris yang terbukti di pengadilan,” ungkap Djuni.

“Orang-orang seperti Fadli Zon yang menjadi corong dan juru bicara masih banyak yang bergentayangan. Sehingga Fadli Zon sangat patut diduga sebagai sponsor atau pendukung teroris dari gerakan tersebut,” tambahnya.

Bahkan, menurut Djuni saat ini gerakan teroris di Indonesia sedang tiarap dan masih melakukan konsolidasi, mereka merencanakan untuk merebut negara dan mau merubahnya menjadi bentuk negara lain.

“Ini merupakan ancaman besar bagi sebuah negara NKRI yang berdasarkan Pancasila, yang memberikan jaminan beragama secara menyeluruh bagi setiap pemeluk agama apa pun secara damai. Kerusuhan dan gangguan keamanan apalagi yang menggunakan simbol agama tertentu, sangat tidak bisa diterima oleh pemeluk agama tersebut,”

Ia berpendapat bahwa sejak berdiri Indonesia sudah menyadari penuh akan keragaman dan para pendiri bangsa sudah menyatakan bahwa keragaman menjadi pengikat negara dengan “Bhinneka Tunggal Ika”.

“Bukan motto yang kosong. Orang seperti Fadli Zon sangat membahayakan persatuan negara. Sehingga tidak pantas untuk duduk di DPR RI yang tugasnya harus mengawal pertumbuhan dan perkembangan bangsa. Bukan sebaliknya membuat blunder dan kisruh ketenangan sosial yang sudah sangat kondusif untuk membangun negara menuju negara baldatun toyibatun wa rubbun ghofur,” pungkas Djuni. (sy)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait